SETRIKA DI KAMAR TENGAH
...
Ada yang indah dari pada pelangi
Ada yang kuat dari pada tiang
Ataupun yang lebih perhatian, dari permaisuri.
Bagaimana aku bisa membuat puisi untukmu
Sedangkan engkau lebih indah dari pada diksiku
.
Langit telah berubah menjadi gelap
Burung-burung kembali ke sarang
Bergantian tugas dengan kelelawar
Bulan mengambil alih malam
Bersama mimpi untuk mengistirahatkan kenyataan
Tak peduli masalahmu seberapa besar hari esok
Tak penting sebarapa kegagalanmu hari kemarin
Selagi masih ada pengakuan darimu,
Dunia akan baik-baik saja ibu
.
Mungkin, hanya penuh rona
Engkau hidangkan nyanyian
Dengan potongan kue kering di atasnya
Hari esok hanya ada candrawama, tapi engkau mencium warna
Mengelus jingga, kemudian menciptakan arunika
.
Bu.. aku ingin bermesra padamu
Ada derajat yang harus ku angkat
Ada hinaan yang harus ku bungkam
Dan ada remehan yang harus ku buktikan
.
Rambut mulai memutih
Kulit perlahan mengkriput
Punggung pun semakin membungkuk
Sebelum tiba pada saatnya
Bendera kuning di depan rumah
Sembari sanak dan tetangga
Menlatunkan surat yasin dan air mata
.
Ya Robb. Permintaan ku sederhana
Semoga orang tuaku tetap ada
Disaat aku telah memiliki segalanya
Dan kelak. Bisa berkumpul dengannya, kembali di surga
Bu. Hari-hariku slalu ingin ada engkau sebgai perombak penyemangat
.
Izinkan aku berteriak "IBU"
Agar dunia tau aku mencintaimu
Engkau adalah tuhan yang menyamar
Menyusup diantar hati yang lemah
Menyelamatkanku dari hati yang salah
Membentukku, menuju ihklas tanpa kata lelah
Sehingga resah pun menjadi tabah
.
Bu.. jangan dengarkan ocehan tetangga tentang keburukanku
Tunggu 10 tahun kedepan. Jangan salahkan bila ulat telah menjadi kupu-kupu
Itu qiyasan dariku.
.
Bandung. Desemser 2021
Ibuku tercinta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H