Cilik-cilik diwulang ngaji
Gedhe-gedhe supoyo aji
Ngaji ngunu larang regane
Ojo eman marang duite
Agomo islam agomo suci
Yen ora ngaji bakale rugi
Rugi ing dunyo ra dadi opo
Rugi akherat bakal di sikso
Neroko iku arupo geni
Yen di sikso ora mari mari
Mulo konco ayo podo ngaji
Mumpung durong ketekan pati
Pastinya kita semua tahu tentang senandung terebut. Senandung yang begitu populer saat kita kecil di masjid, surau, kelas agama dan TPQ (Tempat Pendidikan al Qur'an). Guru-guru, para asatidz dan asatidzah selalu mendendangkan bahkan beberapa mengajarkan kepada murid-murid ciliknya.
Tulisan kali ini, saya buat dengan bangga karena setelah beberapa tahun saya bertemu lagi dengan pak ustadz, ahli agama, pelita umat dan banyak lagi panggilan mulia untuk Bapak Mukayyin, sang guru Alif  Ba' Ta'
Usia beliau memang tak lagi muda, tetapi dengan perawakan beliau yang tinggi dan jakung serta sebagian rambut putih yang selalu tertutup oleh songkok nasional yang kini telah memudar itu, menyebabkan beliau terlihat seperti berada diantara usia matangnya seorang manusia yaitu kisaran 40 hingga 60 tahun.Â
Benar-benar definisi "penampilan menipu umur asli". Beliau tinggal di Jalan Bendungan Sutami Gang I. Saat saya temui beliau tidak banyak berubah. Tetap berpenampilan rapi dengan baju batik berkain halus, celana kain hitam dan songkok yang terkadang bermotif bunga-bunga.Â
Beliau juga tetap menggunakan gurauan pada setiap perkataannya, namun satu hal yang beliau katakan dan itu merupakan perubahan bagi beliau sendiri adalah "Bapak saiki akeh laline, Nduk". Saya hanya tersenyum mendengarnya, ya mungkin selain faktor usia saya pribadi juga sudah lama tidak sowan ke ndalem beliau.
Kalau tidak salah ingat waktu itu tahun 2016 saat adik saya berhasil mengkhatamkan al Qur'annya, namun beliau tidak hadir dalam undangan kami di acara tasyakur dan doa bersama yang diadakan tepat sehari setelah adik perempuan saya menyelesaikan pendidikannya di TPQ. Dan saya bersama mama mengantarkan beberapa nasi kotak ke ndalem beliau.
Saya mengaji di TPQ Asy Syariah yang kebetulan satu yayasan dengan TK saya. Semua anak-anak mama disekolahkan dan dingajikan disitu. Mama dan guru-guru menjalin hubungan baik hingga saat ini.
Saat saya masuk menjadi murid ngaji untuk yang pertama kalinya. Saya tidak langsung mengaji kepada beliau, namun kepada muridnya yaitu Ustadzah Binti. Kebetulan saat saya mengaji disana, kakak saya adalah murid paling tua sekaligus murid yang dekat dengan beliau. Saat kakak saya lulus, beliau menunjuk saya menjadi bendahara di kelas Al Qur'an. Karena di TPQ ini hanya ada dua kelas, yaitu kelas IQRA' dan kelas Al Qur'an.
Kegiatan di TPQ Asy Syariah dimuali ba'da ashar, dengan diawali berdo'a kemudian Bapak Mukayyin menerangkan beberapa tajwid dan menugaskannya sesuai tingkatan Juz dalam Al Qur'an yang dibaca. Biasanya tajwidnya seputar hokum nun mati dan tanwin, mim mati, mad, dan al ta'rif. Jika kelas Iqra' Ustadzah Binti mengajarkan penulisan huruf-huruf hijaiyah sesuai dengan Jilid yang dicapai masing-masing murid.Â
Sambil menyelesaikan penugasan yang diberikan, satu per satu murid dipanggil untuk membaca kelanjutan bacaannya dan disimak oleh Pak Mukayyin. Murid-murid kelas Al Qur'an akan diperintahkan membaca 2 lembar atau bagi murid yang sudah lancar bacaanya bisa lebih bahkan mencapai 5 lembar.Â
Pak Mukayyin juga mewajibkan hafalan Juz 'Amma bagi murid yang sudah melewati Juz 5. Dimulai dari surat an Nas hingga an naba'. Sedangkan untuk kelas Iqra' hafalan yang diwajibkan adalah do'a sehari-hari, seperti do'a mau tidur, do'a bangun tidur, do'a mau makan, do'a sesudah makan, do'a berbuka puasa dan do'a-do'a lainnya. Hafalan bisa dilaksanakan setelah pengumpulan tugas yang diberikan selesai dikerjakan.
Setelah itu semua murid diperbolehkan beristirahat disekitar halaman TPQ. Pak Mukayyin dan Ustadzah Binti senantiasa mengawasi, karena dikhawatirkan adanya murid yang berkelahi karena merebutkan permainan.
Setelah kurang lebih 20 menit semua murid disuruh masuk untuk penutupan dan do'a pulang bersama. Setelah selesai berdo'a, sebelum pulang Pak Mukayyin mengadakan kuis. Kuis ini seputar Nabi dan Rasul. Yang benar saat menjawab diperbolehkan pulang mendahului.
Saat bulan ramadhan, kegiatan TPQ dimajukan dan dimulai pukul 14.00. Setelah berdoa para murid disuruh duduk dan membentuk lingkaran. Kemudian Pak Mukayyin menunjuk salah satu murid untukmemulai tadarrus dan bacaan dilanjutkan dengan memutar kearah kanan.Â
Setelah selesai tiga putaran, Pak Mukayyin menunjuk satu-satu murid untuk membaca beberapa lembar, jika bacaan belum lancar maka lembar yang dibaca akan semakin banyak.
Setelah terdengar adzan ashar semuanya melaksanakan sholat ashar berjamaah di masjid asy syariah. Selepas sholat kegiatan mengaji dilakukan seperti biasanya dan berakhir pada jam 17.00.
Mengaji 6 tahun bersama beliau, saya mendapat banyak ilmu, pengalaman dan keberkahan. Dari yang tidak tau apa itu huruf hijaiyah menjadi tau. Dari yang tidak tau hokum bacaan menjadi tau. Dari yang membacanya tidak lancar menjadi lancar.Â
Saya sangat bersyukur bisa diberikan kesempatan mengaji dengan beliau. Beliau juga memberikan banyak-banyak cerita dan kisah-kisah tentang nabi, rasul, sahabat dan tokoh muslim lainnya. Beliau menceritakannya dengan cara yang sangat unik dan menarik, sehingga para murid tertarik dan tidak mengantuk.
Terimakasih kepada beliau yang dengan sabar dan telaten memberikan ilmu-ilmu yang sangat berharga. Beliau juga tidak pernah mengeluh saat ada beberapa muridnya yang nakal, tidak sopan dan susah diatur. Sekali lagi terimakasih saya ucapkan dari hati yang terdalam. Dan semoga engkau diberi banyak kesehatan dan keberkahan di kehidupan dunia dan akhirat. Terimakasih Bapak Mukayyin. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H