Mohon tunggu...
Azmi Fajriati
Azmi Fajriati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Psychological First Aid (PFA) untuk Korban Bencana

20 Juni 2022   17:20 Diperbarui: 20 Juni 2022   17:57 2601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Psychological First Aid (PFA) untuk korban bencana

Bencana alam kerap terjadi di Indonesia, dengan angka 1.381 bencana alam yang terjadi dari 1 Januari 2022 hingga 26 April 2022 (Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2022). 

Tingginya angka bencana alam di Indonesia menandakan bahwa ada banyak kerugian yang dialami oleh korban hingga infrastruktur yang ada di sekitarnya. Khususnya terhadap korban jiwa, adanya dampak negatif dari bencana alam seperti korban mengalami dampak fisik. 

Selain adanya dampak secara fisik, tidak dipungkiri bahwa korban bencana juga akan mengalami dampak psikologis seperti kecemasan, gangguan stress pasca trauma, depresi, juga penggunaan obat-obatan. 

Dampak psikologis merupakan pengaruh positif maupun negatif yang muncul sebagai hasil dari adanya stimulus dan respon yang bekerja pada diri seseorang. Stimulus dalam hal ini adalah bencana alam yang menimpa korbannya. Pengaruh tersebut tampak dalam perilaku maupun sikap oleh individu.

Mereka yang terkena bencana harus merasakan kerusakan tempat tinggal, kehilangan barang berharga yang dimiliki dan mendapat luka-luka, baik itu parah ataupun tidak, sampai kehilangan anggota keluarga. hal -hal tersebut dapat memicu adanya trauma pada korban yang selamat dan terlalu berlarut-larut dalam duka. 

Dampak negatif yang rentan terjadi pada korban dengan kondisi tersebut adalah adanya gangguan mental, salah satunya PTSD (post-traumatic stress disorder) yang terjadi karena pengalaman terkena bencana alam terlalu kelam bagi mereka.

Dampak-dampak yang terjadi pun disebabkan oleh beberapa hal, antara lain rasa kehilangan, merasa tidak aman secara personal, dan dilingkupi perasaan ketidakpastian akan masa depan (Kementerian Kesehatan BNPB, 2018). 

Lalu, apa yang bisa kita lakukan guna menolong para korban dalam mengurangi dampak negatif dari bencana alam tersebut? Dengan Psychological First Aid (PFA).

PFA atau Psychological First Aid merupakan serangkaian keterampilan yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif stres dan mencegah timbulnya gangguan kesehatan mental yang lebih buruk yang disebabkan oleh bencana atau situasi kritis. 

Psychological First Aid merupakan suatu pendekatan untuk membantu individu atau komunitas yang mengalami kondisi darurat (emergency), bencana, atau traumatik. 

Pasca mengalami sebuah kejadian luar biasa seperti bencana, seseorang pasti terguncang psikologisnya. PFA hadir untuk membantu proses pemulihan terutama memberikan dukungan secara emosional bagi para korban bencana.

Lalu kapan harus dilaksanakan PFA? Sebaiknya dilakukan segara mungkin pasca kejadian bencana. Siapa saja yang boleh melakukan dukungan psikologis awal ini? 

Sebenarnya PFA dapat dilakukan oleh siapa pun, tidak terbatas hanya tenaga kesehatan mental, para relawan di posko bencana pun bisa melakukan PFA meski tidak ada latar belakang pendidikan psikologi selama ia memahami betul bagaimana cara melakukan PFA. Dan di mana harus dilakukannya PFA? 

Di mana pun, karena PFA didesain secara praktis dan sederhana memungkinkan kegiatan ini dapat dilakukan di mana saja. Yang terpenting adalah kegiatan ini dapat menghilang trauma korban pasca bencana.

Oleh karena itu, dengan tingginya angka bencana alam di Indonesia diikuti dengan dampak negatifnya pada psikologis korban, kita dapat melakukan pertolongan pertama guna mencegah timbulnya gangguan mental dan mengurangi dampak negatif stress yaitu dengan Psychological First Aid (PFA) yang dilakukan sesegera mungkin pasca kejadian bencana alam terjadi oleh siapa pun yang memiliki pemahaman mengenai PFA dan di mana pun.

Pentingnya Psychological First Aid (PFA)

Bencana akan membawa dampak kepada para korban yang mengalaminya, khususnya dampak psikologis. Dampak psikologis ini pun berbeda-beda pada setiap orang. 

Maka dari itu, penting untuk melakukan pertolongan pertama psikologis yang berguna untuk mencegah serta mengurangi gejala psikologis yang dialami korban bencana. PFA dilakukan untuk memberikan perawatan pertama setelah bencana terjadi. 

PFA pun juga merupakan langkah praktis dan suportif untuk individu yang mengalami gangguan stres berat. PFA tidak hanya diberikan melalui tenaga medis saja, kita pun sebagai individu juga bisa memberikan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan.

PFA sendiri juga ikut serta dalam menolong pemulihan dalam jangka panjang serta membantu korban untuk tetap mampu berhubungan dengan yang lain, mampu membuka dukungan secara emosi, fisik dan sosial, mampu menolong diri sendiri baik sebagai individu maupun komunitas.

Langkah-langkah dalam memberi Psychological First Aid (PFA)

Psychological First Aid (PFA) sangat dibutuhkan bagi korban bencana alam salah satunya. Psychological First Aid (PFA) dapat dilakukan oleh keluarga, teman, dokter, relawan terlatih, profesional kesehatan mental dan tenaga medis dari rumah sakit jiwa.

Tiga prinsip yang penting diperhatikan sebelum melakukan Psychological First Aid (PFA) kepada korban, yaitu;

1. Look (lihat)

Prinsip look dilakukan dengan mengamati lingkungan yang terkena bencana, mengamati korban yang terlihat jelas sedang membutuhkan pemenuhan kebutuhan dasar, serta mengamati korban yang menunjukkan reaksi emosional yang menonjol atau berlebih seperti stress.

2. Listen (dengar)

Buat kontak langsung dengan korban yang terlihat membutuhkan bantuan, tanyakan apa kebutuhan dan keresahan korban, kemudian dengarkan dengan menunjukkan empati kepada korban dan bantu mereka untuk merasa tenang.

3. Link (hubungkan)

Setelah melihat dan mendengarkan kebutuhan korban, bantu mereka untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan memberitahu dimana mereka dapat mengakses layanan bantuan. 

Selain itu, bantu korban untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dialaminya. Salah satu dampak bencana alam dapat membuat korban terpisah dengan anggota keluarganya sehingga dalam kasus ini korban juga sangat perlu untuk dihubungkan kembali dengan orang-orang yang dikasihi dan mengasihinya seperti keluarga.

Dalam melakukan Psychological First Aid (PFA) terdapat enam langkah yang perlu diperhatikan agar tercipta kondisi yang membuat korban merasa lebih baik secara mental dan emosional, yaitu:

1. Safety (rasa aman)

Dengan rangkaian Psychological First Aid (PFA) hal pertama yang dilakukan adalah membuat korban merasa aman. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memenuhi kebutuhan dasar dan pokok korban, melindungi, mengamankan korban dari bahaya dan risiko yang tidak diinginkan, serta menawarkan upaya perlindungan.

2. Calming (rasa tenang dan nyaman)

Untuk menumbuhkan rasa tenang dan nyaman kepada korban maka harus dilakukan dengan ajak korban untuk bercerita tentang persoalan yang sedang dihadapinya, tetapi tidak dengan menginterupsi korban. 

Perlu diperhatikan juga bahwa jika korban tidak ingin atau belum merasa percaya dengan kita selaku orang yang melakukan Psychological First Aid (PFA), jangan pula memaksa korban untuk bercerita karena hal tersebut akan semakin membuat korban merasa terancam.

3.Connectedness to others

Langkah ketiga ini sesuai dengan prinsip Psychological First Aid (PFA) yaitu link. Bantu korban untuk tetap terhubung dengan keluarga, teman ataupun sesama korban lainnya serta pada penyedia layanan bantuan lain seperti layanan terkait informasi, layanan bantuan kebutuhan dasar serta layanan bantuan sosial lainnya. Dengan demikian korban tidak merasa sendirian dalam mengalami masalah yang sedang dihadapinya.

4. Self efficacy-Empowerment

Setelah bantuan psikologis dan bantuan dasar yang telah diberikan, korban juga butuh bantuan untuk meningkatkan kembali sikap positif pada dirinya serta kemampuan untuk menjadi individu yang lebih baik secara mental seperti sebelumnya. Yakinkan korban dengan memberikan edukasi berkelanjutan pasca bencana.

Pentingnya pengetahuan mengenai Psychological First Aid (PFA) bagi korban bencana. Sebab, dalam situasi trauma, diperlukan PFA atau pertolongan pertama psikologis selain medis, untuk mengurangi bahaya psikologis. 

PFA dapat membantu membangun ketahanan dan mengurangi dampak trauma dan kehilangan yang luar biasa. Ini bukan sekadar konseling atau tanya jawab. PFA membekali korban dengan dukungan emosional, keterampilan mengatasi, dan koneksi ke layanan praktis.

 

 

Daftar Pustaka

Ade Irawan. (2021). Mengenal Psychological First Aid, Dukungan dari sisi mental untuk korban bencana. Diakses pada 18 Mei 2021 dari: https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-psychological-first-aid-dukungan-dari-sisi-mental-untuk-korban-bencana.

Cahyono, W. (2015) PSYCHOLOGICAL FIRST AID.

Saptandari, E. W., Praptomojati, A., Handoyo, R. T., Anjarsari, N. D., & Mahambara, Y. G. R. (2022). Layanan Telekonseling: Psychological First Aid dalam Situasi Pandemi COVID-19. Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, 13(1), 51-71.

Yuwanto, L. (2018, August). Paradigma Baru Psychological First Aid For Disaster. In Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper Peranan Psikologi Bencana Dalam Mengurangi Risiko Bencana (pp. 18-27).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun