Kendati demikian, intelligent failure hanya bisa terjadi pada situasi dan kondisi yang di ambang batas aman. Sederhananya, ilmuwan sekalipun membuktikan hipotesis mereka tidak dengan 'real condition', tetapi melalui kejadian yang mirip dengan aslinya, sehingga tingkatan taruhan yang dipegang ada di ambang sedang menuju rendah.Â
Mungkin akan muncul pemikiran bahwa berarti kesuksesan yang diraih dari taruhan yang rendah tersebut akan sedikit, tetapi taruhan yang rendah pada suatu uji coba membuat otak menstimulasi kita untuk 'berani' dan 'tidak takut' untuk mencoba lagi setelah gagal.
Sangat normal apabila seseorang ingin menghindari kegagalan, tetapi perlu diingat bahwa menghindari kegagalan berarti menghindari pengetahuan dan pencapaian. Satu-satunya cara untuk sukses dalam usaha apapun yang layak untuk dicoba adalah dengan bereksperimen, mencoba hal-hal baru, dan 'menerima' bahwa uji coba tersebut akan menghasilkan kegagalan yang akan mengarahkan kita pada keberhasilan.
Merasa tercerahkan, saya pun mengakui pandangan saya terhadap makna kesuksesan dan kegagalan berubah, membuat saya sadar bahwa orang sukses itu pasti orang yang telah 'berteman' dengan kegagalan sepanjang usahanya untuk menjadi sukses. Melangkah sesuai pace saya, tidak terburu-buru, menghargai kegagalan dan mengambil pelajaran darinya, adalah yang sebenarnya saya harus lakukan untuk bisa memaknai diri saya sebagai orang yang sukses.
Sumber:
Bigthink. (2023). It doesn't matter if you fail. It matters *how* you fail. | Amy Edmondson for Big Think + [Online]. https://www.youtube.com/watch?v=Gb9tjnJWu5g&t=311s. Tayang di Youtube. [Diakses pada tanggal 1 April 2024]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H