Meskipun berani, tangguh, dan gigih dalam perlawanan melawan penindasan para penjajah, perjuangan Raden Intan II harus berakhir tragis. Pada tahun 1856, ia dikhianati oleh salah seorang orang dekatnya yang bersekongkol dengan Belanda. Dalam suatu upaya perundingan damai yang dijebak, Raden Intan II terbunuh oleh pasukan Belanda. Kepergiannya menandai berakhirnya perlawanan besar di Lampung saat itu, namun semangat perjuangannya tetap dikenang oleh masyarakat.Â
Pengakuan sebagai Pahlawan Lampung
Raden intan II diakui sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh pemerintah pada 23 Oktober 1986, oleh Presiden Soeharto. Pengakuan ini diberikan sebagai penghormatan atas keberanian dan pengorbanannya dalam melawan penjajahan serta mempertahankan kemerdekaan rakyat Lampung.Â
Warisan dan Nama yang diabadikan
Raden Intan II pun diabadikan dalam berbagai bentuk penghormatan di lampung, salah satunya adalah Bandara Udara Internasiaonal raden ntan II yang telah menjadi pintu gerbang utama masuk ke Provinsi Lampung. Selain itu, berbagai monumen dan jalan di Lampung juga menyandang namanya, mengingatkan masyarakat akan jasa-jasanya dalam perjuangan melawan kolonialisme.Â
Kisah Raden Intan II tetap hidup dalam ingatan masyarakat Lampung sebagai simbol keberanian dan keteguhan hati dalam melawan penindasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H