Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Punahnya Seribu Kunang Kunang Di Desaku

27 Mei 2021   02:51 Diperbarui: 27 Mei 2021   09:55 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mati tidak,  hidup juga tidak. Justru tubuhnya mengapung dibawa ribuan Kunang Kunang terbang, tubuh agungnya mengapung terbang jauh Ke  arah Hutan Tutupan masuk ke gua rahasia yang tak ada  tahu letak persisnya

Entah beliau wafat jadi makanan kunang kunang atau justru nenjadi manusia Kunang Kunang di Sana.  Tak ada yang rahu. Misteri.

Seiring kembalinya purnama di desa kami,  tak Ada Satu pun Kunang Kunang tersisa . Semua punah Karena pilihan simalakama Ki Gerhana,  sesepuh pertama kami,  kini Desa Seribu Kunang Kunang kami kehilangan ciri khasnya. Tak satu pun kunang kunang tersisa di kampung kami.

O, iya apa Pembaca bisa membantu sebaiknya desa kami yang kini bertabur cahaya bulan purnama ini,  kami beri nama desa apa?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun