Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Nikmat Tuhan Tiada Henti Ramadan Suci Ini

10 Mei 2021   23:10 Diperbarui: 10 Mei 2021   23:10 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maaf aku tak pulang
Malam ini,
Masih berburu bintang kejora
Malam ramadan
Tapi tak kunjung kudapat
Cuma kilas bintang harap
Matahari jauh
Beda tatasurya
Yang kutangkap bilah hangatnya

Disini
Dalam gelap
Aku terpuruk
Menyepi dalam sepi
Menyimak anak anak sulung
Yang dilupakan bao4ak ibunya,
Anak jalanan terabaikan
Oleh jaman oleng juga guncang
Badai postmodernisme
Yang melibas jiwa jiwa rapuh
Payah
Gampang menyerah

Terbata anak anak
Bermuka cerah
Mengaji huruf hijaiyah
Huruf demi huruf
Bunyi demi bunyi hukum kata
Syair
Wahyu Quran nan indah,
Mereka tersentak
Terseret
Tergelincir,
Lalu hanyut dalam sengau
Dan syahdu
Lafal ilahi

Yang dicari
Adalah tanda cinta
Dari orang orang tua yang melupakan
Buah hati yang terlahir
Dari doa
Dan harapan dulu,
Lalu terseret nafsu dunia
Lalu terhempas banjir nasib
Yang memutuskan tali kasih sayang

Ketika akhirnya
Anak anak jaman ini
Memilih tak pulang
Sembunyi
Di saung bilik rumbua
Tengah sawah
Kolam gurame
Emas
Mereka
Santri santri kalong
bermohon dalam sarang sepi
Dalam orkestra kodok
Jangkerik
Serangga malam

.nimat rejeki ramadan suci ini 

Tiada henti menyaoa setiap pintu batin

Tertutup ketukannya teramat lembut

Membujuk setiap insan

Memuja Kalam suci

Merayu langit

Menghibur bumi derita

Meluruskan setiap lidah kaku

Pita suara kaku 

Sekedar menyebut namamu saja

Terbata,  susah sungguh

Dengan apart kamikaze berseru 

Bila suara parau lafaz suci

Dari surau Sepi tengah kolam sepi, 

Tepukan teriakan

Haraoan 

Cuma jadi pengantar tidur kantuk malam

Tapi kami bertahan

Menjaga mata

Menjaga hati

Mengeja cinta

Jantung ramadan

Inilah panggilan kuat

Dari jauh tepian galaksi

Yang mengundang 

Semua hati pulang

Semua mengaji
Tergugu
Saling memperbaiki bacaan,
Saling instropeski

Bahwa tak ada yang pernah bisa bersih

Dari kesalahan dari kekhilafan

Dari kesesatan, dari tumbuhnya keinginan

Dari banyak kemauan,  Dari meruapnya ambisi 

Ambisi obsesi anak jaman

Bila malam bertambah malam

Tak ada yang tersisa

Di ujung lidah diujung Mara, 

Ditepian telaga doa

Disini 

Dutengah kekuasaan raja sepi

Harapan santri
Santri yang dilupakan sistem pendidikan baku
Yang canggih dan komoleks
Tapi menunaikan nurani
Keteguhan nurani
Ketegaran kultural

Mereka sudah tak pulang
Mereka larut
Dalam kajian malam
Malam
Mengupas inti
Jantung masa

Hati terlembut,inikah panggilan suci

Sanubari hening

Mereka mencuci batin kotor
Yang rindu
Pelukan ramai
Rumah sejati, waalu tempat ini teramat sederhana, terbuka,  penuh angin lembah

Yang tak bisa kau cari di peta biasa

Kami mencari dimana sarang kasih sayang

Yang kami doakan

Dalam. Malam penuh gebu rindu

Memeluk tangan asihmu

Bersujud di kaki sang maha tinggi

Penuntun mimpi


Semua berdoa
Agar anak anak sulung
Yang dilupakan ayah ibu
Bisa pulang lebaran ini

Pulang dengan hati bersih
Suci
Terbasuh
Dalam penantian setahun
Kemarau rindu

Ayah
Ibu
Kami tak Akan pulang,
Kecuali engkau
Memanggil kami,
Kami hanya pulang
Setelah batin bersih
Suci
Lepas noda

Pulang berarti
Walau hanya sekali
Jika perlu pulang sebagai laki laki
Nanti
Bukan pulang sebagai kanak
Yang kaku sikapnya
Berlepotan lumpur doa
Khilaf

Kami anak anak sulung
Yang dilupakan
Waktu
Biar kami
Mengaji
Di surau tersepi
Ditengah sawah sepi
Agar segala menjadi suci
Di penghubung ramadan ini
Semoga langit tergetar
Ambyar
Ambyor
Oleh doa kami
Anak anak sulung yang dilupakan

Biar kami pulang
Aku pulang
Bersujud
Di sajadah bumi
Yang menghampar
Di segala penjuru
Asah
Asihmu

Maaf aku tak pulang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun