Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Peselancar Sejati Tak Cari Mati, Hanya Ingin Dilahirkan Kembali

18 Januari 2021   20:48 Diperbarui: 18 Januari 2021   21:09 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup

Seperti pesilancar ombak

Membelah pantai sepi
Tak berhuni
Hanya bermodal nyali
Keyakinan
Dan kesenangan

Ombak kecil
Membuat ketawa kecil
Ombak sedang bikin
Nyali meriang
Ombak tinggi
Bikin hati tinggi
Merendah
Serendah rendahnya

Semakin tinggi ombak
Hanya yang terpilih
Hanya yang teruji
Hanya yang penuh jam terbangnya
Memenuhi janji
Tegak berdiri
Berayun
Menikmati alun ombak
Sekejap mematikan
Beberapa kejap
Berikutnya
Membangkitkan daya
Enerji hidup
Berlipat
Kuantum enerji
Tak terperih
Hanya bisa
Dinikmati
Pesilancar
Tak gampang jerih

Semua insan
Menuju pantai
Hanya senang
Duduk di tepi
Menikmati ombak
Angin
Dan keluasan cakrawala
Pandang

Pesilancar hidup
Beda
Ia tak mencari
Pantai ramai
Tak mencari nama besar
Jumawa

Pesilancar yang hidup
Dalam hidupnya
Selalu mencari
Pantai tersepi
Tak terjamah
Belum masuk dalam peta
Petualang ombak dunia

Kami
Hanya mencari
Tantangan tertinggi
Ombak level maksimal
Bukan cari mati
Tapi sungguh merugi
Bila sekali
Dalam hidup
Kita tak pernah maju
Menghadang ombak uji
Sejati

Satu
Ombak dilewati
Dua tiga
Ombak dilalui
Lalu dinding ombak
Yang bergulung indah
Biru transparan
Adalah gulungan dimensi
Siklus Penjelajahan
Lahir
Mati
Berani
Bernyali
Lahir dua kali

Bila bayi
Bayi lahir
Dari rahim ibu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun