Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Surat Terbuka Teruntuk Tuanku Presiden : Resuffle Atau Dilupakan

11 Desember 2020   05:37 Diperbarui: 11 Desember 2020   06:18 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Resuffle kabinet sekarang atau publik kecewa (ketapangnews. Com)  

Tuanku Presiden

Cuaca negeri sedang tidak baik

Badai siklon menerpa

Kerumunan merajalela

Kabar buruk datang silih berganti, 

Saat dua menteri kabinet
bersalin baju putih
Lengan panjang

Sederhana
Khas dirimu,
Dengan rompi oranye
Khas tahanan koruptor
KPK

Benak ngungun
Pilu
Tiada habis

Putih
Berubah oranye
Suci bertasbih
Jadi warna permen
Mencolok
Menohok hati

Satu pembantu presiden
Di rendahkan martabatnya
Dalam OTT - Operasi Tangkap Tangan brilyan
Para penjaga banteng rasuah
Bisa jadi kebetulan
Apes saja

Namun ketika dua pejabat
Kepanjangan istana
Dicokok
Seperti tikus mencicit
Ketahuan mencuri
Di gudang ikan
Oleh kucing hitam
Kesayangan rakyat
Nir kompromi

Inilah saatnya
Presiden kembali
Menggelar sajadah 

Meminta petunjuk Tuhan
Menggelar perundingan panjang
Dengan ring satu,
Semua memberi masukan kelas A-satu
Bahwa rakyat menunggu
Dengan kesal
Gondok
Nyaris frustrasi

level kesedihan massa pesimis
Setinggi mendung gelap
Yang menggantung
Bibit hujan tangis semesta
Di atap langit Istana Cipanas
Petir menyambar
Berita buruk
Berjatuhan
Bak mimpi terburuk

Sekarang lah saatnya
Presiden
Pemangku amanat
279 juta penduduk indonesia
Melakukan resuflle terbatas
Evaluasi cermat
Kementerian yang lemah
Miskin imajinasi
Dan mandek gebrakan
Berapor merah
Tegas diganti
Sebelum tahun berganti

Agar jadi pemantik picu optimisme rakyat
Kebekuan dunia usaha
Matinya pariwisata
Menggigilnya standar sehat
Lemahnya penjaga gedung bundar
Umkm yang mati segan
Hidup pun enggan

Terlalu banyak sektor lemah

Demam

Meriam,
Terlalu banyak
Pemakluman

Tuanku Presiden
Diujung pena komandomu
Suasana kelabu
Melemahnya kepercayaan dunia
Pada kabinetmu


Adalah hakmu
Untuk mengganti bidak
Dan perwira strategis
Layaknya permainan catur
Hanya grand master ulung
Yang pintar merotasi
Memutasi
Kebuntuan
Menjadi peluang terbuka

Pandemi sudah mengepung
Seluruh potensi anak negeri,
Kita yang baru saja
Masuk kategori
Negara maju
Kembali
Terpuruk

Duli
Yang tersayang
Yang mulia
Yang Terhormat

Tuanku Presiden
Didalam hak prerogatifmu
Tersembunyi
Pesan pesan ampera
Amanat penderitaan rakyat

Mari kita tundukkan pandemik 

dengan vaksin mujarab
Terpilih,
Silakan kalkulasi rapot kemajuan 

setiap departemen
Hitung ongkos sosial
Akibat anjloknya kepercayaan publik

Ganti menteri
Yang terlalu Yes Man
Yang kinerjanya biasa
Minim prestasi pencapaian target
Yang boros anggaran
Gagal melakukan efisiensi
Yang hanya menyejahterakan golongannya
Partai pendukungnya saja
Istirahatkan

Pertahankan
Para pembantumu
Yang kencang ikat pinggangnya
Menghemat setiap sumber daya departemen yang ia punya
Yang kreatif
Yang berani mengeksekusi putusan
Putusan
Sulit

tanpa kompromi
Yang bekerja 24 jam lembur
Untuk rakyatmu
Dari Sabang sampai Merauke
Dari Timor sampai Sangihe Talaud
Dari minim infrastruktur sampai  memadai demi melayani publik maksimal

Tuanku Presiden
Mohon maaf
Inilah waktumu,
Now or never
Lakukan resuffle terbatas
Sekarang
Tahun ini juga !


Bila kekuatan politik
Tangan tangan hitam memasungmu
Kabari kami
Beri isyarat pada kami,
Seluruh rakyat
Akan bergerak
Mendukungmu

Jayalah
Jaya
Negeriku
Indonesia

Mari selamatkan Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun