Bila puisi
Adalah kopi
Ia bukanlah kopi tubruk
Robusta Jolong
Kental
Pahit
Mendalam
Dari pegunungan Pati saja
Puisi
Bisa jadi kopi arabica gayo
Dari dataran tinggi takengon
Aceh yang penuh cerita mistis
Perjuangan anak negeri
Membela kata hati
Bila  puisi
Adalah tiga pucuk teh wangi
Yang baru dipetik gadis
Dusun Suka tani puncak
Aromanya amat menggoda
Hidung kota
Yang rindu kemurnian rasa
Teh spesial
Puisi
Adalah pucuk. Ke 4-5-6
Dan lembar muda
Belum pengalaman
Yang aroma dan rasanya
Kalah kelas
Tapi tetap menyengat jiwa
Bila puisi
Adalah keringat petani teh
Inlander pribuni
Yang tiga pucuk lembar
Daunnya di kirim VOC
Ke negeri kincir angin sana
Puisi
Menjajah kita
dengan romansa penghangat
Wangi yang dirindui gadis eropa
Saat musim dingin memelukÂ
Menggigilkan tubuh,
Dari rasa jaman penjajahan
Sampai jaman gombalisasi global
Semua ngeteh
Ngopi
Di kafe
Kafe modern
Mencari mata cinta
Sambil kongkow
Anjangsan
Saat senja
Sepulang kerja
Sepulang menuntut ilmu
Sampai larut
Selarut
Larutnya
Dalam kenikmatan cangkir
Rempah
Yang dulu
Membuat kita dijajah pikiran
Tiga setengah abad lalu
Yang kelam
Puisi
Syair
Pantun
Gurindam
Nasehat
Nasehat
Masa silam
Sembunyi
Menyelam dalam catatan
Penutur syair
Pujangga
Yang melantunkan
Kesima kata
Lewat regukan cangkir teh
Kopi
Dari mulai malam
Datang sampai pagi
Menjelang
Bila puisi
Adalah teh
Adalah kopi
harum memabukkan
Paling aromatik,
Kitalah penikmatnya
Kita ketagihan rasa hangat
 di dada
Lambungan kepala
Melayang
Mengapung
Saat menyeruput larutan hangat
Puisi
Tanoa gula
Puisi
Adalah bercangkir
Cangkir teh
Kopi berkelas
Membuat Kita kecanduan
Menikmatinya
Saat batin dingin
Ngungun
Sendirian
Kehilangan teman
Kehilangan diri sendir
Bila puisi
Adalah teh
Kopi
Sejatinya kita hanyalah
Penikmat fanatiknya
Sekarang
Demikian pun
Nenek moyang kita
Saat sunyi melaut
Syair syair gagahnya
Pelaut dulu
Disampaikan lewat tuturan penyair
Pelaut
Nusantara
Puisi
Adalah mantera kata sederhaan
Mukjizat pengusir badai
Menakutkan
Lautan kehidupanÂ
Bila puisi
Teh
Kopi
Nikmatkan
Hidangkan dalam meja saji
Teras getir
Halaman demi halaman
Episode kehidupan jamanÂ
Yang berarti
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI