"Mas Agus, Â aku paham dan menghargai niat tulusmu.tapi ijinkan aku pulang kampung dulu. Ijinkan aku merenung. Beri aku waktu",pinta Olinka.sambil.mengelus rambut Agus penuh rasa sayang. Lalu mengecup ringan, dahi mas Agus. Karena kereta ekspres mau berangkat.
"Mas Agus sayang, ijin aku berangkat, ya..", pamit Olinka sambil.mencium tangan Agus, lalu terburu berjalan mengejar kereta uang mau berangkat. Saat kakinya melangkah, air matanya jatuh. Terus berjatuhan.
Agus juga.menangis. saat kereta melaju xepat. Tangisnya berjatujan.Laki.laki pendek., macho ini, belum pernah menangis. juga saat istrinya pamit pergi minta cerai digondol selingkuhannya. Agus tidak.menangis. tapi kali ini untuk Olinka wanita panggilan yang begitu kuat memanggil isi murni hatinya. Agus iklas menangis. Walau beberapa pengantar penumpang, disitu melihatnya aneh.
Agus tak perduli. Laki laki malang itu terus menangis sampai peron sepi.
Olinka pun terisak isak sendiri di kursi kereta yang gerbonganya sudah melaju puluhan kilometer meninggalkan Agus. Kereta ekspres itu membawa tubuhnya pergi dari lelaki pujaan hatinya, tapi hatinya tertinggal direbut laki laki itu. Ah, andainya  urusan hati tak serumit ini.
- Aku akan sabar menantimu kembali
Selamat jalan dan sampai berjumpa lagi
Esok kita akan berpisah
Tentu hari-hari 'kan jadi sunyi
Esok kita akan berpisah
Tentu hati akan rindu sekali
Semakin lama kita berpisah
Semakin mesra kita berjumpa
***