Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pelaut Kapok Melaut

12 November 2020   01:06 Diperbarui: 12 November 2020   01:24 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perahu tanpa layar layak: pixabay

Terkembang

Senyummu

Terkembang

Membentang

Dari pangkal palka buritan

Menunjuk langit

Menuding

Menggapai

Awan terendah

Senyummu

Senyummu

Yang selalu membuatku singgah

Tak ingin berlayar lagi

Gebu ombak

Gelora angin

Membentur bentur

Layar putih

Tak ternoda

Layar jernih

Tak tercela

Sedang tambang tambatan

Terayun

Ayun

Diguncang rindu

Dendam

Bertualang

Tapi bening

Tangismu

Membuatku tak mampu pergi

Perahu layar besarku

Tersandera di teluk pantai sejuk

Lembut

Dalam diamnya

Tapi perahu asmaraku

Terus memutari panik

Indah matamu

Kutub

Kiblat

Alun alun mata panah

Sasaran sejati

Tak mau pergi

Tak mau mengerti

Terkunci

Sampai akhir jaman keladi

Biarkan aku

Jadi perahu bodoh

Bersauh

Berteduh

Dari badai

Topan hati,

Aku sudah tak sanggup jauh

Dari pantai pelukan 

Teduh

Mu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun