Undangan mewah, penuh tulisan kaligrafi warna emas. Jatuh di tanganku sore itu. " 12 Tahun Kompasiana, Undangan Istana Negara ", begitu judul undangannya.
Aku bersemangat, dan kuperhatikan dress code- nya, batik lengan panjang. Segera kupersiapkan, lalu kukeluarkan dari lemari, batik sutera motif gunungan Wayang, hadiah dari Kanjeng Sinuwun, sempurna, semua ide dan katarsis, harus disuntakkan total, bergaya ala kompasioner sejati.
Kucari parfum Chanel number Five-ku. Kusemprotkan habis. Wangi semerbak. Sepatu kulit coklat, kulit buaya imitasi juga kusemir.mengkilap. Kupakai jam tangan million time hitam kesayanganku,kukenakan cincin berderet di jari kiri dan kanan. Ruby, safir, kecubung juga sungai dareh. Warna warni Lengkap berkarisma, apa saja layaknya isi beyond blogging itu.
Rambutku yang panjang, ku creambath di salon, nanti kuiket dan kututupi dengan iket kepala Bali, warna merah. Biar bergairah sebagaimana visi Kompasiana.
Ku- cas Hp, dan mengosongkan memori, untuk foto dokumentasi, video dan selfie nanti di Istana Negara.
Apalagi ?
Pagi tiba, aku bergegas bersiap,berangkat, istriku masih terlelap. Terkesiap bangun sebentar, melihatku berdandan habis.Â
"Mmm, masih pagi, mau kemana Mas ?",tanya Istri cantik-ku sambil menarik selimut, manja.
"Nggak, serangan fajar dulu, to Maaas?", rajuknya manja. Sambil mengelus tanganku.
"Maaf, sayang, aku diundang ke Istana, perayaannya disana.. Nanti terlambat. Ini penting.",bisikku, sambil mengecup sayang mata kanannya yang masih terpejam sendu.
Secepat kilat, kusambar tumbler berisi mini bioglasku, aku tergopoh berjalan seperti melayang,lalu manuver ke Istana Negara. Begitu cepat dan lancarnya, aku melajukan kendaraan, sampai lupa membawa undangan  Ultah 12 tahun Kompasiana itu. Ketinggalan,