Sekarang laju mobil melewati bangsal perawatan. Disitu situasi lebih ekstrim lagi, para penderita yang masih diperban lukanya, atau masih dalam perawatan terlihat wajahnya semua mendekati jendela atau pintu, yang diselasar juga penasaran ada mobil.masuk ke halaman parkir.
Bila Rumah Sakit Umum banyak yang  menengok pasien sakit. Rumah Sakit Jiwa jarang yang menengok, sementara Rumah Sakit Kusta lebih jarang lagi. Makanya Masuknya Inova Putih, siang ini merupakan berita besar. Siapa yang datang ?
Semua berharap, tentu sanak saudaranya yang datang. Tapi semua kecewa juga. Mereka tahu, hanya Rumedjo yang beruntung.
Dari kejauhan seorang lelaki tua, berambut putih, dengan tangan cacat, kanan dan kiri hampir tanpa jari. Dan jari kaki yang terpapas. Mukanya keriput, setengah terbakar. Melambaikan tangan dari tengah pintu bangsalnya.
Puluhan rehabilitan beranjak siaga. Semua berharap ada momen cinta yang berharga mereka lihat. Pelukan melankolis ala film bollywood, india. Semua menahan nafas.
Ayah membuka pintu sopir mobilnya lalu membuka pintu kiri untuk menurunkan Ono, bunga hati, semata wayangnya. Pria keturunan Papua, tinggi atletis berambut keriting itu menalikan sepatu Ono yang terlepas. Lalu ia pegang pundak anak laki - lakinya. Ditepuk -tepuknya dengan sepenuh rasa cinta dan bangga. Ono menguatkan batinnya. Mencoba laki - laki dewasa.
"Ono, kamu siap ya Nak ?", tanya Ayah menguji nyaliku. Ono menganggukkan kepala keras.mencoba tersenyum, demi membeli keyakinan Ayahnya.
"Seperti kata Ayah semalam, Ono mau coba jadi laki - laki, yang berbakti kepada Ayah kandung Ono", tegas anak lelaki baru gede itu.
"Bagus. Sana. Ketemu Ayah sejatimu!", tepuk Ayah ke punggung Ono, memberi semangat.
Ono mencoba berjalan gagah ke arah Rumedjo Ayah kandung yang ditunjuk Felix, Ayah angkatnya. Di ujung sana, Rumedjo mencoba berdiri tegar dan melangkah tertatih perlahan. Mendekati anak kandiungnya, Ono.
Tetapi semakin mendekat, para rehabilitan yang menonton juga ikut mendekat dan membuat suasana tidak nyaman. Pelan - pelan ada perasaan takut dan gemetar yang menghentikan langkah anak laki - laki ini.