"Aku, Alon dari Pulau Nipah Madura, sedang mencari belahan hati", sapa Alon lembut. Sambil.mengusap pasir dsri wajah Ayun. Lalu tanpa kata lagi, keduanya jadi liar, menyatu seperti binatang kasmaran.
Kerlip bintang. Alun ombak, dan ayunan daun kelapa, saksi aksi dua makluk tanpa basa - basi itu.
Paginya, Alon tertidur telanjang penuh pasir, memeluki telur yang ditinggalkan Ayun. Dia sendiri, ditepi pasir luas, tanpa ada jejak telapak kaki manusia, barang satu pun.
Alon bingung, ia teriak memanggil Ayun, tetapi tak ada sahutan. Bila jejak kaki manusia tak ada, apakah semalam ia bercinta dengan peri hutan atau justru dengan penyu belimbing betina besar, yang jejak kaki penyunya terlihat meninggalkan pantai. Menjauhi Alon.
Alon menangis, kehilangan Ayun. Walau mungkin bukan manusia, Alon berjanji akan menjaga tukik , bayi penyu mereka saat menetas nanti, dengan sepenuh jiwa raganya.
Biar anak-anaknya menyebar, menjadi penguasa, petarung, pengelana tujuh samudera. Alon kemudian memutuskan membangun cottage di pojok dunia yang dia tulis di papan nama besar "Ayun Pulanglah Kesini".Â
 Lelaki malang itu memutuskan menunggu Alun, betina yang merebut hatinya, sampai akhir.jaman nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H