Merpati merpati taman selalu datang, Â manakala gadis berambut emas datang menyodorkan jagung di tangannya. Bila biasanya gadis ayu itu memekik senang dan bercerita lucu. Sambil. Melepas tawa riangnya. Kali ini ada tangis sesenggukan, Â dan bulir - bulir air mata jatuh tiada henti di pipinya indah.
Tangan kiri mulus, indah gadis itu masih menyodorkan jagung kepada burung yang lapar. Sementara tangan kanannya, Â memegang surat dari kekasihnya yang gugur di medan perang.ah, tanda tangan di surat lusuh itu mirip tanda tanganku. Jadi teringat surat yang wajib ditulis setiap prajurit. Sebelum maju ke garis depan.
Dor!
(Surat dan Merpati, guritan Gurujiwa, Â awal agustus, Â 14.16.wib)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H