Meski hujan sesekali datang
Doanya tak pernah karam
Pada setiap darah, harapan, dan tangisan
Tetiba ia menjadi rindang
Meneduhkan setiap keranjingan
Ibu adalah juru kunci peradaban
Meski acap aku tak membaca isyarat diam
Tetap saja ia membuka jendela dan pintunya
Menjadi pohon rindang
selalu saja ia memintaku pulang
sekedar takzim dari petang ke petang
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!