Dilansir dari halaman islamstackexchange.com, dalam syariat Islam ada batasan penggunaan parfum antara lelaki dan perempuan. Untuk menghindari dosa, seorang wanita tidak boleh memakai aroma parfum di luar rumahnya tetapi ia bebas dan diperbolehkan untuk mempercantik dirinya dan menggunakan parfum untuk menyenangkan suaminya di rumahnya.
Diriwayatkan Imran bin Husain, Nabi berkata “... saya tidak mengenakan pakaian yang diwarnai safron atau mengenakan kemeja yang dijahit sutra. Menunjuk ke kerah bajunya al-Hasan (al-Basri) berkata: parfum yang digunakan laki-laki harus memiliki bau tetapi tidak ada warna, dan parfum yang digunakan oleh wanita harus memiliki warna tetapi tidak ada bau. Sa’id berkata: Saya pikir dia berkata : Mereka menafsirkan tradisinya tentang parfum yang digunakan oleh wanita ketika dia keluar. tetapi ketika ia bersama suaminya, ia mungkin menggunakan parfum yang dia inginkan.”
Parfum dikenal sebagai salah satu hadiah paling berkesan yang dapat diberikan oleh seseorang. Dilansir dari halaman aboutislam.net, Nabi Muhammad SAW tidak akan pernah menolak jika diberi hadiah parfum karena ia sangat mencintai kebersihan dan ia dikenal memiliki aroma yang baik seperti wangi musk dan ambergris. Dalam sebuah hadist ia mengatakan “Aroma terbaik adalah parfum musk”(At-tirmidhi).
Parfum dikenal sebagai salah satu hadiah paling berkesan yang dapat diberikan oleh seseorang. Dilansir dari halaman aboutislam.net, Nabi Muhammad SAW tidak akan pernah menolak jika diberi hadiah parfum karena ia sangat mencintai kebersihan dan ia dikenal memiliki aroma yang baik seperti wangi musk dan ambergris. Dalam sebuah hadist ia mengatakan “Aroma terbaik adalah parfum musk”(At-tirmidhi).
Pada era keemasan industri parfum dikembangkan oleh dua ahli kimia Muslim yaitu Jabir Ibnu Hayyan (722-815) dan Al-Kindi (lahir 801 M). Mereka berhasil mengembangkan dan memproduksi parfum serta mendirikan industri parfum di dunia Islam. Ada tiga teknik yang dikenalkan Jabir Ibnu Hayyan untuk membuat parfum, yaitu distilasi, penguapan, dan penyaringan. Dengan ketiga teknik itu dapat mengumpulkan wewangian dari tumbuhan dalam bentuk uap kemudian hasilnya dapat dikumpulkan dalam bentuk air atau minyak.
Al Kindi disebut-sebut sebagai pendiri industri parfum sebenarnya karena semasa hidupnya ia dedikasikan untuk melakukan penelitian dan eksperimen menggabungkan beragam tanaman dan bahan-bahan untuk memproduksi wewangian yang bervariasi. Ia juga menggabungkan bermacam resep untuk membuat parfum, kosmetik, dan obat-obatan.
Masih banyak warisan Islam yang telah menginspirasi banyak orang bukan hanya dalam bidang kosmetika saja. Pencapaian dan kesuksesan pada peradaban Islam di era keemasan seharusnya bisa melecut semangat umat Islam untuk kembali bangkit dari keterpurukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H