Mohon tunggu...
Azka Makarim
Azka Makarim Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa Menuju Tingkat Akhir

Seorang mahasiswa di salah satu PTN dalam sebuah prodi yang langka di Indonesia. Berusaha hidup dengan berbagai stigma dan prasangka yang negatif mengenai kehidupan dunia. Penikmat kehidupan dengan berbagai positif dan negatif.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sebelum Dosamu Menumpuk karena Mengutuk Kotamu, Mari Kenali dan Pahami Kotamu

25 Januari 2021   13:53 Diperbarui: 25 Januari 2021   14:16 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah ini merupakan perwujudan sebenar-benarnya manusia bumi sesungguhnya yang katanya makhluk sosial. Ini bukan berbagi adalah kebaikan dan pahala semata. Namun hal biasa yang wajar dilakukan, Kisah ini juga menggambarkan bahwa kotamu mungkin tidak seburuk caci-makimu kepadanya, masih terdapat banyak manusia yang memanusiakan sesama mereka dan tinggal di kota besar.

- Kota dan Manusia adalah sesama pejuang

Jakarta sebagai kota dan kita sebagai warga adalah pejuang yang sama sama punya satu tujuan, Bertahan hidup. Jakarta berusaha untuk bertahan hidup dengan berbagai kompleksnya masalah dari kehidupan sosial dan kehidupan fisiknya yang selalu terancam dengan masalah pemanasan global yang mengancam keberadaan Jakarta. Dengan pandangan ancaman yang sama yaitu ketidakmampuan untuk bertahan hidup, mengapa mereka tidak saling bahu membahu untuk saling mempertahankan hidup satu sama lain?

Salah satu cara dalam berjuang untuk bertahan hidup adalah berubah sesuai zaman. Dalam liputan CNN Indonesia, mereka membahas sebuah fenomena Transportasi Ibukota bernama Metromini dan Kopaja. Liputan tersebut mulai membahas bagaimana Metromini dan Kopaja yang awalnya merupakan transportasi untuk GANEFO dan Asian Games beralih ke tangan Arion kemudian dibawah orde baru dibuatlah PT Metrominidan Kopaja (Koperasi Angkutan Jakarta), hingga mulai meredupnya MetroMini dan Kopaja pada tahun 1995 karena dualisme dan konflik kepentingan, disini mulai banyak terdapat Metromini tak layak jalan namun masih beroperasi hingga pada 2013 sekitar 1600 unit Metromini ditertibkan, diperparah dengan peraturan tahun 2019 bahwa Bus yang berusia lebih dari 10 tahun sudah tidak layak dan diperbolehkan beroperasi.

Dalam liputan tersebut terdapat sudut pandang dari mantan pengusaha MetroMini yaitu Suparjo dari 1997-2018 yang awalnya memiliki sekitar 38 unit Metromini dan Kopaja hingga beliau menjadi salah satu korban dari penertiban Metromini dan Kopaja, dan ada juga pak Johanes Damanik yang melihat bahwa Metromini dan Kopaja sudah sampai usianya saat Gubernur DKI Jakarta Surya Suradireja mengumumkan kebijakan peremajaan unit. Beliau kemudian berangsur-angsur mengalihkan unit unit Kopaja dan Metromini miliknya ke arah trayek pinggiran kota seperti Kp Rambutan - Cibinong dan Senen - Cileungsi menggunakan Bis-Bis Besar.

Darmaningtyas selaku ketua Institut Studi Transportasi juga memberi pendapat mengenai alasan mengapa Metromini dan Kopaja turun pamor-nya dihadapan masyarakat, salah satunya adalah aspek keamanan, kenyamanan, serta keselamatan penumpang. Keberadaan LRT dan MRT pun akhirnya mengakhiri kisah Metromini dan Kopaja dibawah gelombang Busway dan LRT/MRT

Disini Kota berjuang untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman, dimana mobilitas penduduk menjadi hal yang utama untuk sebuah kota dapat bertahan. Dan manusia juga berjuang untuk beradaptasi dengan mengejar zaman yang semakin berkembang pesat dan mobilitas yang semakin cepat yang dimana mereka membutuhkan transportasi umum yang aman, nyaman, dan dapat diandalkan. Yang mana Metromini dan Kopaja sudah dirasa gagal dalam menyediakan aspek aspek tersebut saat ini.

Sumber:

- Inside Indonesia, Akhir Cerita MetroMini dan Kopaja

- Ngopi Di Jakarta (Ngojak) Volume 1 = Jalanan, Manusia, Ruang, dan Waktu (Menegakkan (Ke)Manusia(an))

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun