Kegiatan menulis adalah suatu kegiatan di mana seseorang dapat membuat ide atau gagasannya menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampaian. Walau demikian, kegiatan menulis tidak langsung terjadi tanpa adanya suatu proses maupun tahapan menulis. Artinya kemampuan menulis tak muncul secara alamiah.
Kegiatan menulis juga dapat diartikan menjadi kegiatan untuk mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Maka dari itu, diperlukan keterampilan menulis untuk dapat mengekspresikan sebuah ide maupun gagasan untuk dapat menghasilkan sebuah tulisan.
Sebuah sistem kreatif di dalam kegiatan menulis ini dilakukan dalam tahapan-tahapan menulis yang tersusun secara urut. Kegiatan menulis ini dilakukan berdasarkan 5 tahapan menulis, seperti: (1) tahap pratulis, (2) tahap pembuatan, (3) tahap revisi, (4) tahap penyuntingan, serta (5) tahap publikasi.
5+ Tahapan MenulisÂ
Berikut ini akan dijelaskan tentang bagaimana proses atau tahapan menulis yang dibagi menjadi 5 tahap yang sudah disebutkan di atas.
1. Tahap Pratulis
Tahapan menulis pratulis maupun tahap menulis pramenulis ini adalah tahap siap menulis. Tahapan menulis atau penemuan menulis ini diyakini sampai 20 persen atau lebih waktu akan tersita pada tahapan ini.Â
Pada tahapan pratulis ini, penulis juga akan lewat tahapan menulis lainnya meliputi, (1) memilih topik, (2) memikirkan tujuan, bentuk, serta audiens, dan (3) memanfaatkan dan meningkatkan gagasan-gagasan.
Pada tahapan menulis pratulis ini, penulis akan berusaha mengatakan apa yang akan mereka tulis. Oleh karena itu dalam hal ini, beberapa strategi pratulis akan dilakukan serta kemudian diimplementasikan dalam bentuk tulisan untuk membantu penulis dapat menyampaikan ide maupun gagasannya ke dalam sebuah tulisan.
2. Tahap Pembuatan
Tahapan menulis yang kedua yaitu tahap pembuatan. Pada tahapan ini tulisan para penulis sudah mulai bisa meningkatkan kerangka tulisan menjadi draf tulisan yang disusun secara kasar. Di proses ini, penulis akan mulai lebih mengutamakan isi tulisan daripada tata tulisnya, sehingga semua pikiran, gagasan, serta perasaan mampu tertuang ke dalam tulisan.
Selama tahapan menulis, penulis harus mampu membersihkan tulisan lewat sejumlah konsep menulis. Selama memulai proses ini, penulis mulai fokus pada konsep tulisan, serta fokus pada pengumpulan gagasan dalam menulis. Maka hal itu penting bagi penulis untuk dapat mulai meningkatkan rasa kepercayaan dirinya dalam menulis.
3. Tahap Revisi
Tahapan menulis yakni tahap revisi atau tahap perbaikan ini adalah tahapan di mana penulis dapat memperbaiki tulisannya. Mulai dari menambah data atau mengurangi data, kalimat, maupun aspek tulisan lain yang memang harus diperbaiki, lalu menambah atau mengurangi informasi pada tulisan, Pikiran perumusan tulisan, mengubah urutan penulisan, dan lainnya.
Di tahapan ini, penulis juga perlu melakukan tahapan yaitu menyempurnakan draf atau tulisan yang sudah dibuat, dengan tujuan supaya tetap fokus pada tujuan tulisan. Selama tahapan revisi atau perbaikan, penulis bisa menyaring beberapa ide dalam tulisan mereka. Di tahapan ini, penulis biasanya sudah menyelesaikan proses dan mereka akan melengkapi drafnya menjadi lebih lengkap.
4. Tahap Penyuntingan
Berbeda dengan tahapan menulis ialah tahapan revisi, tahapan penyuntingan ini dilakukan oleh penulis dengan maksud membaca lagi keseluruhan isi draf maupun tulisan yang sudah selesai. Dalam tahapan menulis draf kasar, sudah dijelaskan bila diperlukan beberapa perbaikan dan juga penyempurnaan yang dilakukan lewat tahapan revisi.
Lalu di tahap penyuntingan, masih bisa melakukan perbaikan dengan cara meneliti kembali kesalahan penulisan, kelemahan draf tulisan dengan memerhatikan ketepatan gagasan utama, pemilihan kalimat demi kalimat, tujuan penulisan, dan juga apakah tulisan yang dibuat sudah sama dengan kriteria penerbitan.
5. Tahap Publikasi
Tahapan menulis yang terakhir yaitu tahapan publikasi. Tahapan menulis yakni publikasi ini proses terakhir dalam tahapan menulis. Dalam tahapan ini, penulis biasanya sudah mulai berani untuk mengirim tulisannya ke penerbit maupun ke perusahaan yang mempublikasikan tulisan, baik majalah, penerbit, dan lainnya.
Sebelum masuk pada tahapan terakhir ini, penulis biasanya akan lebih banyak menerima komentar dan masukan sebelum akhirnya membuatnya mendapatkan banyak pengetahuan serta wawasan tentang kelebihan dan kekurangan tulisan yang ia hasilkan. Pada tahapan publikasi ini, biasanya penulis akan memulai dengan mempublikasikan tulisannya ke komunitas terdekatnya maupun orang-orang terdekatnya terlebih dahulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H