"Saya Circe, perwakilan keluarga Mawar Merah." Wanita tersebut membungkuk sembari memperkenalkan dirinya.
"Anda bercanda ya?" Nathaniel tertawa kecil. "Bagaimana bisa kepala keluarga Mawar Merah yang terkenal itu adalah seorang wanita? Kalau rumor-rumor itu benar, seharusnya ayah dan kakak lelaki mu yang menghadap kakak."
"Sayangnya takdir berkata lain, pangeran Nathaniel. Saya adalah penjaga "Shadow Cryptex". Tetapi setelah ayah dan kakak saya tidak ditemukan setelah peperangan beberapa tahun lalu dengan keluarga anda, terpaksa saya harus melakukan dua tugas tersebut sekaligus. Meski saya masih belum pantas dipanggil "kepala keluarga", saya cukup senang dengan panggilan "wakil" keluarga yang sudah mendekati punah ini." Senyum Circe.
"Baiklah, itu bisa dimaklumi." Lysander melirik Nathaniel. "Mari kita kesampingkan konflik antara ayah kita dan segera membahas masalah yang akan datang. Doomsday. Pertama-tama, aku ingin tahu bagaimana kamu bisa memprediksi kedatangan kabut hitam ini?"
Circe tersenyum tipis. "Aku tahu keluarga Mawar Putih amat memuja dan memandang perpustakaannya sebagai sumber ilmu tidak terbatas dan perpustakaan kami sebagai tempat terlarang dan terkutuk. Namun perpustakaan kalian terlalu murni, terlalu suci. Meski kalian memanggilnya "sumber ilmu yang tidak terbatas", perpustakaan tersebut terbatasi kutukan agar ia tidak mencakup informasi "ilegal". Sedangkan perpustakaan kami tidak mentolerir solusi dan informasi yang terlalu suci dan murni. Buku-buku kami selalu punya cara atau jalan pintas untuk melakukannya dengan cara yang "terkutuk" dan "keji". Bahkan cara-cara tersebut mungkin lebih efektif dari solusi legal dari buku-buku anda."
"Jangan asal bicara ya kau!" Nathaniel memukul pilar terdekatnya dengan penuh amarah. "Sekarang kau berada di istana Mawar Putih. Kau tidak boleh berbuat semaunya, dong!"
"Siapa yang menyuruh saya ke sini? Jika saya tidak disuruh oleh pangeran Lysander untuk berdiskusi dengan masalah mendesak ini, mungkin saya akan menolak dan tetap menjaga perpustakaan penuh ilmu yang di cap "terkutuk" itu."Â
"Nathaniel!" Lysander menegur adiknya. "Circe datang di sini dengan tujuan berdiskusi. Dia punya hak untuk menyampaikan opini jujurnya. Lagipula setelah apa yang sudah terjadi beberapa hari ini, aku berani mendukung bahwa "Shadow Cryptex" lebih unggul dalam penyelesaian masalah dibanding kita. Terkadang berbuat baik itu justru sedikit mengekang. Sedangkan berbuat semaunya dengan tujuan yang pasti, tentunya akan banyak cara dan lebih tinggi kemungkinan berhasilnya."
"Lihat, Nathaniel." Circe menyeringai. "Lihatlah kakakmu mendukung keunggulan perpustakaan kami. Yang seharusnya menjaga ucapan dan perilaku adalah kau, Nathaniel. Selaku orang yang mengemis bantuan kepada keluarga tetangga sekaligus musuh turun temurun, kau harus lebih membudayakan diam."
"Circe, seperti yang sudah kamu katakan, "Shadow Cryptex" lebih unggul dalam menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri. Cara yang ilegal. Sekarang kau aku berikan kebebasan untuk menyelesaikan masalah yang melanda negeriku ini. Kekeringan, kemarau dan hujan yang tak kunjung turun. Kau hanya perlu tanda tangan disini, dan jika mau menambahkan persyaratanmu sendiri." Lysander memberi Circe sebuah dokumen dan pena.
"Hmm, sebelum saya memberi anda informasi lebih lanjut, saya ada pertanyaan untuk anda."Â
"Baiklah." Lysander mencoba menyembunyikan keringat dinginnya dan menghadap mata Circe dengan tegas.
"Saya hanya ingin tahu tujuan anda melakukan diskusi ini. Apakah ini untuk: menyelamatkan harta benda anda, menyelamatkan perpustakaan legendaris anda, atau atas rasa khawatir untuk rakyat anda?" Sorot mata Circe semakin tajam, memojokkan Lysander dengan pertanyaannya.
Jika pangeran menjawab "untuk menyelamatkan harta benda", maka ia akan terkesan sebagai orang yang materialis dan gila harta. Jika ia menjawab "untuk menyelamatkan perpustakaan" maka dia terkesan sebagai orang yang mengejar nikmat dunia, yakni kecerdasan. Dan dia juga terkesan sebagai orang yang tamak, karena ingin menyelamatkan perpustakaan tersebut untuk dirinya sendiri. Pernyataan terakhir - "untuk menyelamatkan rakyat" - membuatnya terkesan sebagai pemimpin yang baik hati dan mengutamakan rakyatnya. Tetapi- iya dugaannya benar. Ini adalah pertanyaan jebakan.Â
Apakah benar Lysander adalah pemimpin yang selalu mengutamakan rakyatnya?
Apakah benar Lysander lebih mengutamakan rakyatnya dibanding harta bendanya?
Apakah benar Lysander lebih mengutamakan rakyatnya dibanding perpustakaan legendaris hingga tiada nomina harta yang setimpal?
Apakah benar Lysander mampu seikhlas itu?
Dengan sorot mata Circe yang semakin tajam, lirikan dari Nathaniel yang penasaran dengan jawaban sang kakak, pressure untuk Lysander menjawab mulai menumpuk. Mau tidak mau, dia harus menjawab. Apapun itu. Ah- tidak. Dia harus berhati-hati jika ia tidak mau celaka. Ia harus menggunakan kecerdasannya untuk mengetahui niat asli dibalik pertanyaan Circe. Dan tentunya, tidak terjebak pertanyaan "simpel" tersebut.
"Kak, jawab pertanyaannya. Apa tujuan kakak?" Tanya Nathaniel yang sudah kesal menunggu.
"Tujuanku adalah...."
-To Be Continued-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H