Fasilitas pembayaran telah mengikuti kemajuan teknologi yang signifikan. Berbagai pihak pengembang aplikasi digital mulai menawarkan berbagai produk untuk memudahkan konsumen membayar belanjaan.
Mulai dari dompet digital, kartu kredit, kartu debit, lewat minimarket, internet banking, mobile banking dan yang paling diminati ialah sistem paylater.
Sistem paylater memang sangat memudahkan bagi konsumen. Ketika kita membeli barang di marketplace dan belum memiliki uang maka bisa menggunakan paylater untuk cara pembayarannya.
Biasanya paylater akan memberikan tagihan barang yang kita beli pada bulan berikutnya atau awal bulan. Pada saat itu, karyawan yang jadwal gajian awal bulan bisa membayar tagihan tersebut. Apalagi bisa dicicil sampai 12 bulan.
Produk yang bisa menggunakan pembayaran paylater tidak hanya barang saja. Voucher elektrik seperti pulsa,token listrik, tagihan listrik dan yang lainnya bisa dibayar dengan cara paylater.
Pihak penyedia juga memberikan limit yang seiring waktu akan semakin besar ketika kita terus menggunakan sistem pembayaran tersebut. Apalagi marketplace memberikan promo diskon atau cashback bagi konsumen yang menggunakan paylater
Kemudahan dan promo yang melimpah untuk pembayaran paylater memang sangat menggiurkan. Sayangnya ketika kita terus mengandalkan paylater bisa jadi masuk dalam jebakan mereka.
Kita akan berpikir bahwa mendapatkan barang tidak perlu menabung lama seperti dulu karena ada paylater. Barang yang dibeli bisa dicicil 12 bulan dan sepertinya sangat kecil sehingga membuat kita terlena karena bisa membeli barang untuk memenuhi keinginan hati.
Inilah jebakan paylater yang terlihat memudahkan namun bisa menjerumuskan. Apalagi ketika kita terus memakai maka limit akan bertambah. Semakin besar limit, semakin besar pula keinginan kita untuk membeli barang dengan lebih mahal.
Lama kelamaan paylater membuat kita berperilaku konsumtif. Walaupun hati kecil kita berbicara bahwa "gak masalah karena gaji cukup untuk mencicil barang tersebut". Sayangnya ketika terus mengikuti keinginan hati, kita melupakan kebutuhan lain yang lebih mendesak.
Tagihan listrik, internet, dan kebutuhan pokok sehari-hari akan terasa berat jika sudah terjebak paylater. Ujung-ujungnya kita berhutang kepada kerabat untuk mencukupi itu. Terkadang rasa sungkan yang menghampiri membuat kita enggan meminjam uang mereka. Akhirnya termakan iklan pinjol yang makin menambah berat beban rumah tangga.
Bila terjebak pinjol sangat sulit untuk lepas jika pendapatan perbulan kita masih tetap sama. Walaupun mereka menawarkan cicilan sampai 12 bulan maka itu akan menumpuk dengan cicilan paylater per bulan. Solusi akhir memang harus meminjam uang tanpa bunga ke kerabat atau ke perusahaan tempat kerja yang biasanya tanpa bunga.
Cara memanfaatkan paylater dengan benar
Ingat! Paylater adalah cara berhutang modern. Paylater sangatlah membantu hanya untuk memenuhi kebutuhan kita yang mendesak. Untuk menggunakannya harus memperhitungkan pengeluaran yang lainnya.
Setidaknya penggunaan paylater atau hutang tidak lebih dari sepertiga dari total gaji atau pendapatan perbulan. Karena kita harus memperhatikan pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari. Belum lagi jika sudah punya keluarga maka pengeluaran untuk kebutuhan anak juga sangat banyak.
Ketika menggunakan paylater kita harus memperhatikan jangka waktu pelunasan. Bunga paylater lumayan memberatkan apalagi jika mengambil jangka waktu 12 bulan. Rentang bunga paylater sekitar 2 sampai 3 persen per bulan. Di beberapa marketplace juga menambahkan beban lain di awal transaksi.
Paylater tidak boleh digunakan untuk memenuhi keinginan karena keinginan manusia memang tak akan ada habisnya dan harus bisa mengendalikan. Cara mengendalikannya yakni dengan membuat catatan keuangan sehingga bisa menahan hati kecil ketika melihat barang baru dan berkata "tidak apa-apa gaji masih bisa buat nyicil". Karena setelah melihat catatan keuangan pasti akan memperhitungkan kembali keputusan untuk membeli barang yang diinginkan.
Terkadang itu juga belum cukup karena nafsu keinginan kita amatlah besar. Ada pepatah bahwa pengalaman adalah guru terbaik jadi ketika sudah buat catatan keuangan dan masih terjebak hutang paylater maka itu akan menjadi pengalaman.
Ketika telah terlepas dari titik terendah karena jeratan paylater, itu akan tertanam di benak kita dan berusaha menghindari untuk melakukan kesalahan yang sama.
Namun tidak dipungkiri kalau ada juga orang melakukan kesalahan yang sama. Harus diingat bahwa mungkin kita bisa keluar jeratan hutang karena simpati keluarga dan kerabat membantu melunasi hutang. Jika melakukan hal yang sama maka mereka pasti tidak memperdulikan kita lagi.
Jadi, mending untuk memuaskan rasa keinginan kita maka harus menabung daripada berhutang. Walaupun memakan waktu lama, dengan menabung pasti ada rasa senang tersendiri karena berhasil mendapatkan barang yang diinginkan. Sekaligus kita tidak merasa was-was saat membuka HP karena tidak akan ada lagi debt collector meneror setiap hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H