Dyslexia dan Metode BTS-T (Book To Speech-Therapy)
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, gangguan disleksia menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan dalam hal membaca. Gangguan disleksia disebabkan oleh adanya kerusakan pada sel otak, sehingga penderita tidak dapat mengintegrasikan stimulus yang diterimanya untuk diorganisasikan menjadi sebuah respon yang baik. Sehingga mengakibatkan penderita disleksia mengalami hambatan untuk mengembangkan kemampuan diri, yang diakibatkan oleh terbatasnya buku bacaan yang didesain khusus untuk penderita disleksia (Indriastuti, 2015). Saat ini diagnosa disleksia tidak dapat atau kurang memiliki kriteria yang obyektif, yang dapat memberikan kesembuhan yang efektif. Diagnosa penderita disleksia biasanya didasarkan atas kemampuan dalam membaca, memahami bacaan, dan tingkat intelektualitas sebagai ukuran yang sering dijadikan pedoman (Ruben Jeronime Yedra, 2022).Â
Timbul masalah, bagaimana jika anak-anak penderita disleksia mampu mengikuti dan mengimbangi teman sebayanya. Berdasarkan paparan sebelumnya, jelas bahwa karena adanya halangan yang tidak mengganggu dalam kegiatan belajarnya, sudah barang tentu jika mereka dibandingkan dengan siswa yang lain jelas kan mengalami ketertinggalan dalam mengikuti sebuah pembelajaran. Oleh karena itulah diperlukkan adanya metode dan terobosan baru untuk ditambahkan sebagai booster fasilitas untuk memfasilitasi penderita disleksia dalam membaca buku berbantuan Artificial Intelligence (Redford & Kyle, 2015).
Penggunaan teknologi terapan (Artificial Intelligence) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran merupakan pendekatan yang efektif bagi sebagian siswa (Indriastuti, 2015). Selain itu, siswa sering mengalami kesulitan belajar dengan sukses besar. Desain memungkinkan penggunaan kapasitas mereka sebagai kekuatan. Upaya dalam kekurangan/ kecacatan mereka sebagai untuk tantangan. Alat atau teknologi membantu untuk mendefinisikan suatu materi dengan intervensi kesulitan belajar. Hak yang sama dengan perangkat apa pun, perangkat atau sistem yang dapat membantu melewati, menyelesaikan atau mengganti kesenjangan pembelajaran pribadi. Selama sepuluh tahun terakhir, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa teknologi bantuan dapat mengurangi kesulitan belajar.Â
Teknologi ini tidak dapat menyembuhkan atau menghilangkan kesulitan belajar, tetapi bisa membantu anak yang mengalami kesulitan belajar untuk mencapai potensinya, karena memungkinan untuk digunakan melalui masalah yang telah dihadapi. Misalnya, siswa dengan kesulitan membaca tetapi dengan keterampilan mendengarkan akan baik, mungkin menggunakan kekuatannya (keterampilan mendengarkan) melalui aktivitas dan mendengarkan audio book (Torppa, Vasalampi, Eklund, & Niemi, 2022).
Buku yang berbasis teknologi audio visual, memungkinkan penderita disleksia memahami lebih jauh mengenai informasi yang disajikan dalam buku tersebut. Oleh karena itu, dikarenakan terdapat manfaat yang baik, perlu dipertimbangkan aktualisasi audiobook ini secara nyata (Kennedy & Diana, 2015). Sehingga dalam hal ini, BTS-T (Book To Speech-Therapy) menjadi salah satu solusi yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca.Â
Dari beberapa literatur dapat ditarik benang merah bahwa dukungan terhadap perbaikan kemampuan membaca penderita disleksia, selain dengan penerapan BTS-T (Book To Speech-Therapy) juga diperlukan adanya peran dari guru sebagai fasilitator yang membantu pelaksanaan BTS-T (Book To Speech-Therapy), sekaligus sebagai pemantau perkembangan dari siswa yang menderita gangguan disleksia.
Konsep Pengembangan Audiobook untuk Dyslexia: (BTS-T) Book To Speech Therapy
BTS-T (Book To Speech-Therapy) merupakan salah satu inovasi perkembangan dari aktualisasi audiobook yang diinterpretasikan seperti sebuah buku yang dapat berbicara oleh adanya rangsangan sentuhan (multisensory-touch). Bahan dan materi yang tersaji dalam BTS (Book To Speech) disajikan dalam format audio, gambar, dan teks yang diintegrasikan. Selain disleksia, BTS (Book To Speech) juga dapat digunakan oleh orang yang memiliki gangguan visual atau cacat cetak seperti kebutaan, gangguan indera penglihatan, dan masalah lain nya yang berhubungan dengan gangguan yang berorientasi pada sensori-motorik. Keterbatasan dalam mengenali huruf, menganalisis informasi dalam suatu buku, menjadi dasar metode BTS-T (Book To Speech-Therapy) dapat menjadi sebuah solusi alternatif untuk meningkatkan kemampuan membaca pada siswa yang memiliki gangguan disleksia. Salah satu bagian dari rangkaian BTS-T adalah e-reader.Â
Yang termasuk dalam kategori e-reader Tronic direkomendasikan oleh DAISY Kategorinya adalah TAB Player dan AMIS. Kedua alat pembaca ini dilengkapi dengan fungsi tampilan: Sinkronisasi teks dan suara (audio) basah (Jobe, 2021). Audio melalui pemutaran dan teks yang disorot (menggunakan stabilisator pada buku cetak), pada saat yang sama akan memudahkan pasien Disleksia, dalam mengenal huruf dan memahami teks modus bersamaan.
Di Indonesia saat ini, ketersediaan buku berbasis audiobook belum banyak ditemukan, baik di perpustakaan hingga rumah sakit. Mereka yang memiliki kesulitan dalam hal visualisasi, masih harus mencari literatur yang mendukung kondisi yang sedang mereka hadapi. Pasalnya, penderita dyslexia mengalami kesulitan oleh karena adanya manifestasi klinis susah dalam mengenali huruf, mengingat huruf, dan memahami isi bacaan yang disajikan dalam buku (Indriastuti, 2015). Sehingga dalam hal ini BTS-T (Book To Speech-Therapy), merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk membantu penderita disleksia dalam meningkatkan kemampuan membaca yang lebih baik. Di dalam BTS (Book To Speech) disertai dengan: (1) Teks yang merupakan dokumen yang terdapat dalam buku tersebut; (2) Ilustrasi gambar (seperti tabel, bagan, denah, petunjuk, dan sejenisnya) dengan tujuan untuk menegaskan kalimat atau kata yang sedang diperdengarkan BTS (Book To Speech), sehingga dalam hal ini siswa dapat mengikuti materi yang disajikan dalam BTS (Book To Speech) tanpa harus mengerti setiap kata yang sedang diperdengarkan (reading for meaning).
Kelebihan dan Kekurangan BTS-T (Book To Speech-Therapy)