Ketika sampai di angkringan, minbre segera memesan minuman dan juga makanan, setelah perut terisi minbre iseng bertanya kepada ibu pemilik angkringan
“Nyuwun sewu bu, ini benar dengan daerah yang terkenal dengan Pasar Senthir nggih bu? Kok saya puterin tadi sebelum kemari tidak menjumpai ada orang yang menjual barang loak/bekas satu pun nggih bu?” ucap minbre
“Wolayo bener mas jenengan engga nemu penjual barang bekas e, laa masse kegasikan ook yaa datange.” Ucap ibu pemilik angkringan
Ternyata usut punya usut minbre terlalu rajin sampai-sampai penjualnya belom ada yang datang, minbre sudah datang terlebih dahulu. Ternyata jam operasional dari Pasar Senthir yaitu dari jam 18.00 hingga 22.00. Mau tidak mau minbre memutuskan untuk menunggu pasar tersebut buka sembari menghabiskan minuman dan menunggu adzan maghrib.
Setelah adzan maghrib berkumandang minbre memutuskan untuk sholat maghrib di mushola terdekat terlebih dahulu berharap setelah sholat pasar tersebut sudah ramai akan penjual barang bekas dan juga antik.
Yaps atas izin Allah SWT dan restu mama papa, eee kok malah jadi trend tik-tok heheh, akhirnya Pasar Senthir sudah buka dan para pembeli selain minbre pun juga mulai banyak yang berdatangan.
Hal pertama kali yang menarik hati minbre yakni sebuah tumpukan pakaian yang terdiri dari baju, celana, dan juga jaket. Minbre yang suka akan pakaian second, tidak lain dan tidak bukan karena harga yang sangat-sangat terjangkau pun langsung menuju tumpukan pakaian tersebut dong.
“Niki bajune pinten om?” ucap minbre yang menanyakan harga baju yang minbre lirik dari kejauhan tadi.
“Wes murah wae, 10ribu we” ucap penjual pakaian second yang bermacam-macam tersebut.
Alhasil minbre membungkus hasil belanjaan minbre dan lanjut berkeliling Pasar Senthir ini, hal lain yang menarik hati minbre yaitu terdapat barang-barang vintage lainya mulai dari kamera lama, helm, sepatu, onderdil motor, kaset, radio tape, dan barang antik nan unik lainnya.