Mohon tunggu...
aziz muafa
aziz muafa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penulis yang menulis apa yang dia suka bukan yang orang lain suka, camkan itu hiya:)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tupperware, Barang Keramat Emak-emak Ini Kini Terancam Bangkrut?

13 April 2023   18:03 Diperbarui: 13 April 2023   18:27 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Tupperware Deutschland

sumber foto: kumparan.com
sumber foto: kumparan.com

Pengaruh akan zaman yang cepat berlalu sangatlah tidak terasa, memang dapat dikatakan, pada zamannya Tupperware merupakan alat keperluan rumah tangga yang sangat 'visioner'  Pada tahun 1946 earl tupper, pria berkewarganegaraan Amerika ini merupakan pencetus wadah yang memang dipergunakan untuk keseharian baik dalam rumah tangga ataupun di luar yang berguna untuk menyimpan makanan dan membuatnya kedap udara. 

Ternyata, tutup Tupperware yang ikonik dan menjamin wadah kedap udara dan kedap air ini terinspirasi dari tutup kaleng cat. Inovasi inilah yang membedakan Tupperware dengan wadah serupa dari merek lain. 

Sementara plastic bahan dasar dari pembuatan Tupperware merupakan bioplastik, yaitu campuran dari sayuran dan buah-buahan yang teruji aman untuk makanan dan cukup ramah untuk lingkungan.

Dilansir dari Republika, "Strategi penjualan  yang dilakukan Tupperware dulu adalah dengan menempatkan perempuan sebagai pusat penjualan dari rumah ke rumah. Hal itu pun sangat membantu banyak perempuan, khususnya pada perang dunia ke II untuk memiliki penghasilan sendiri."

Dapat disimpulkan bahwasannya dari kedua faktor diatas berdasarkan dari segi kualitas dan inovasi barang yang pada zaman itu tupperware menduduki peringkat teratas dan juga dari segi marketingnnya yang mampu membuat ibu-ibu rumah tangga pada saat itu mati-matian membeli barang tersebut. 

Namun kembali lagi, zaman yang kini kian pesat berganti tanpa diimbangi oleh adanya evaluasi dan juga inovasi kelak akan justru bernasib sama oleh perusahaan-perusahaan yang tidak menerapkan kedua faktor tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun