Pagi ini cukup cerah, aku berjalan menuju sekolah, jarak nya tidak terlalu jauh dari rumah hanya sekitar 150 meter. Aku tidak suka naik angkutan umum karena aku pasti akan berdesak desakan dengan banyak orang. Aku benci itu.
  Sebuah tangan dari belakangku menyodorkan sebungkus permen, aku langsung melirik pemilik tangan itu, aku menghela nafas berat. Kenapa pagiku harus diawali dengan manusia tak tau diri ini.
  "Nih permen. Gue udah janji ga akan maksa lo buat ngerokok" orang itu berjalan di sampingku dengan mengemut sebuah permen. Ku akui dia cukup tampan dan keren, tapi dia sangat aneh.
  "Ga Butuh, makasih. Lagian kita ga saling kenal kenapa gue harus terima pemberian lo" aku berkata dengan ketus dan mulai berjalan cepat.
  "Yohan"
  "Hah?" Aku mengernyit
  "Nama gue yohan" dia mencoba mengimbangi jalanku. Aku hanya ber oh saja karena itu tidak penting. Aku memang pernah mendengar nama yohan karena anak perempuan sering membicarakan nya.
  "Kakak gue psikolog, bunda juga psikiater. Kalo lo mau gue bakal bilang ke mereka" dia menaruh permen ditanganku "Gue juga bakal anter"
  Aku diam melihat permen yang dia berikan.
  "Kenapa lo mau lakuin itu? Kita ga saling kenal dan lagi gue gabutuh psikolog atau semacamnya gue baik baik aja dan waras" aku menunduk, entah kenapa rasanya sangat sesak.
  "Kita udah kenal, lo udah tau nama gue dan gue juga tau nama lo"