"Kalo lo stress lo bisa ngerokok, gua selalu kaya gitu setiap stress. Emang bahaya sih tapi stress lo bakal ilang"Â
Aku kaget bukan main, suara yang aku dengar dikamar mandi tiba tiba ada di belakangku. Aku berbalik dan menatap nya kesal.
"Gue bukan anak nakal" aku berkata dengan tajam
"Hah... kenapa sih orang orang selalu nilai anak yang ngerokok itu nakal?" Dia merogoh sakunya dan menyodorkan satu batang rokok. "Nih, ga ada salahnya nyoba"Â
Aku menatap nya heran, ini masih di area sekolah dan dia menawarkan rokok,Â
"Anak sekolah dilarang ngerokok, dan juga ini masih di area sekolah, lo gila apa?" Aku langsung pergi meninggalkan anak gila itu, aku tidak mau berurusan dengan orang macam itu.
"Kenapa murid dilarang ngerokok, sementara guru boleh" dia berteriak cukup keras, aku menghentikan langkahku. "Kalo cuma karena almamater, guru juga banyak ngerokok pake seragam guru, di ruang guru lagi, jadi kenapa murid ga boleh ngerokok?" Lanjutnya. Dia berjalan mendekatiku, aku bersiap untuk kembali berjalan, dia dengan sigap menahan tanganku.
"Apa? Ada urusan apa lo sama gue? Lepasin brengsek!" Aku menatapnya dengan emosi
"Ayo kebelakang sekolah"
"Gue gak mau, dan stop maksa gue buat ngerokok dasar bajingan gila" Aku mencoba melepaskan cengkraman nya
"Gue ga akan maksa lo ngerokok, tapi gue tetep bakal ngajak lo kebelakang sekolah" Dia langsung menyeret ku, orang ini benar benar gila. Aku tidak bisa berteriak karena itu akan membuatku menjadi pusat perhatian.