Mohon tunggu...
Azizatul Liyanti
Azizatul Liyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mempelajari tentang Seksualitas dan Identitas Gander AUD

2 November 2022   22:44 Diperbarui: 2 November 2022   22:56 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang tua masih belum bisa membedakan pendidikan seks pada anak dan orang dewasa, serta belum mengetahui pentingnya menanamkan rasa malu sejak dini. Beberapa orang tua bahkan membiarkan anaknya berenang di halaman bersama teman-temannya. 

Dan persiapan terbaik untuk pendidikan seks adalah dari periode kedua (7 hingga 14 tahun), karena pada usia ini anak-anak mulai memasuki masa pubertas. Harapannya, dengan pendidikan seks yang baik, anak-anak dapat memasuki masa pubertas hingga dewasa penuh dan tidak mengalami krisis pemikiran ketika mereka mulai beranjak dewasa. 

Pendidikan seks merupakan metode pendidikan yang tidak kalah pentingnya dengan pendidikan lain yang harus diberikan kepada anak. Peran orang tua dalam pendidikan seks pada anak sangat penting karena mereka adalah orang yang paling dekat dengan anak, sehingga diharapkan orang tua dapat menjadi sumber informasi pertama bagi anak.

Lingkungan disekitar memiliki dampak terbesar pada penyimpangan seksual pada anak. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya penyimpangan seksual pada anak, yaitu;

  • Pendidikan seks yang buruk
  • Faktor pendidikan seks yang buruk.

Faktor buruknya pendidikan seks pada anak usia dini, dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut:

  • Kurangnya pemahaman ayah tentang pendidikan seks
  • Afrodisiak dalam keluarga.
  • Anak-anak tidak dilatih untuk meminta izin.
  • Tempat tidur berdekatan
  • Meniru perilaku seksual.
  • Anak-anak dilarang bertanya tentang seks.

Maka dari itu sebagai orangtua kita harus menjauhkan anak dari pergaulan bebas karena pergaulan bebas dapat menimbulkan dampak negatif bagi anak, mulai dari percobaan narkoba, hubungan seks tanpa pamrih, hingga aktivitas yang dapat merugikan orang lain secara mental dan fisik. 

Oleh karena itu, orang tua harus tahu bagaimana menghindari pergaulan bebas yang harus dihindarkan ke anak-anak dan harus diajarkan mulai sedini mungkin agar anak tidak terjalin hubungan bebas dengan teman-temannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun