Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

"Menatap Harapan" dari Filosofi Air Mengalir : Pelajaran Hidup dari Diskusi Inspirasi Komunitas [Ngopi Susu]

22 November 2024   15:01 Diperbarui: 22 November 2024   15:03 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ohh begitu ya maknanya. Tapi sifat air mengalir dari arah yang lebih tinggi ke bawah. Apakah artinya kita akan selalu ke bawah tanpa melihat ke atas, tanpa motivasi?"

Pertanyaan ini membuat saya merenung lebih dalam. 

ada pertanyaan dalam diri yang muncul : 

Apakah air yang ada di gunung itu ia naik sendiri ? atau dinaikkan sama Allah ?

Jawaban saya adalah :

"Air memang mengalir ke bawah, tetapi itu bukan berarti kehilangan motivasi atau arah. 
Sebaliknya, ia melambangkan rendah hati dan kemauan untuk memberi makna di mana pun ia berada. 
Air yang turun membawa kehidupan---menyuburkan tanah, menyegarkan jiwa, dan memberi manfaat pada segala sesuatu di sekitarnya.

Lebih dari itu, air tidak berhenti hanya 'di bawah.' 

Siklusnya terus berjalan. Ia menguap, menjadi awan, dan kembali turun sebagai hujan, menciptakan siklus tak berujung yang selalu bergerak ke depan. 

Hidup pun seperti itu---naik dan turun adalah bagian dari proses. Ketika kita 'di bawah,' itu adalah momen untuk belajar, mempersiapkan diri, hingga akhirnya naik kembali dengan kekuatan baru."

Penjelasan ini mengingatkan saya pada salah satu puisi di Menatap Harapan berjudul "Mengalir Hingga Lautan":

"Aku adalah sungai,
mengalir dengan lembut,
menyambut setiap belokan,
menerima setiap batu yang datang."

Puisi ini mengajarkan kita bahwa hidup tidak selalu tentang mengendalikan segala sesuatu, tetapi tentang menerima arus dan tetap bergerak maju, tanpa kehilangan semangat dan tujuan.

Diskusi ini menunjukkan bagaimana filosofi hidup yang sederhana, seperti air mengalir, bisa menjadi pelajaran mendalam yang relevan dengan perjalanan siapa pun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun