Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cahaya yang Menuntun Pulang

21 November 2024   16:02 Diperbarui: 21 November 2024   16:04 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah malam yang sunyi,
ketika langkah terasa lelah,
ada cahaya yang tak terlihat,
tapi selalu ada,
menuntun kita pulang. 

Bukan cahaya yang membakar,
melainkan yang menenangkan,
menyusuri gelap dengan lembut,
seperti bintang yang tak pernah pudar,
meski tertutup awan. 

Harapan adalah cahaya itu---
yang tumbuh di antara keraguan,
yang membawa kita ke tempat yang lebih dalam,
ke dalam diri yang sejati,
ke dalam kedamaian yang hilang. 

Di setiap kegelapan,
ada cahaya yang menanti,
menuntun kita untuk percaya,
bahwa setiap perjalanan kembali
adalah perjalanan menuju diri kita yang utuh.

{{{ Positif, Sehat dan Bahagia }}}

Aziz Amin | Wong Embuh 

*****

Catatan Embuh

Ketika dunia terasa gelap dan jalan tampak terjal, ada cahaya yang menanti untuk menuntunmu pulang. Bukan cahaya yang membakar, tapi yang menenangkan, mengarahkan langkah ke dalam kedamaian yang telah lama hilang. 

Apakah kamu siap menemukan cahaya itu, yang akan membawa dirimu kembali ke rumah yang sejati ?

Puisi ini mengundang pembaca untuk merenung tentang pencarian kedamaian dan harapan dalam hidup. Ketika kita merasa kehilangan arah, ada cahaya dalam bentuk harapan dan ketenangan yang siap menuntun kita kembali ke diri kita yang sejati. 

Cahaya ini bukanlah sesuatu yang memaksakan atau menghakimi, melainkan sesuatu yang lembut namun kuat, mengajak kita untuk kembali ke tempat yang penuh kedamaian dan cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun