Kalau hanya nahan ghibah, maka juaranya adalah si bisu.
Puasa bukan perlombaan, tapi puasa menjadi ajang berlomba - lomba semua orang yang menjalankannya meningkatkan amal ibadah baik yang wajib maupun yang Sunnah.
Berlomba - lomba menjadi baik dan melakukan kebaikan, walau kadang ini menjadi fenomena yang lagi aneh bawa banyak yang demi menghargai puasa baik bulannya atau menghargai saudara puasa seseorang harus berakting dan beperan menjadi orang yang bepuasa.
Kerennya, beberapa orang yang berperan sebagai orang puasa kadang ia lebih menjiwai puasa itu lebih dari yang benar - benar  puasa.
Sayur asam yang keasinan adalah pesan spesial ramadhan, bahwa ini bagian dari nikmatnya berpuasa, bagaimana gambaran kita akan dihadapkan pada hasil proses dari yang dilakukan sebelumnya.
Maksudnya ?
Yah, seberapapun kita lakukan dengan fokus dan baik mengetahui tata cara dan bumbu sayur asam, saat proses masak tetap aja berkemungkinan kita akan salah bahkan lalai dalam meramunya.
Saat waktunya tiba dan kenikmatan digelar, maka kita faham betul bahwa entah dimana dan bagian mana kadang kita lalai dan lupa melakukan hal yang kurang tepat, yah kurang tepat bisa salah bisa berlebihan sehingga nilai dan rasa atau esensi kenikmatan berubah.
Bagaimana para juru masak harus menahan diri untuk tidak mencicipi makanan yang dimasaknya, bagian dari seni yang harus dilatih dan menggunakan rasa dengan visualisasi yang tepat berapa takaran yang pas untuk sajian kenikmatan dunia yang bisa dinikmati.
***
Ramadhan adalah bulan pembelajaran, artinya "Sayur Asam Keasinan" juga bagian proses belajar, belajar untuk selalu berniat dan berencana baik menghadirkan kenikmatan sayur asam.