Fenomena yang secara normatif terjadi adalah " harga harga naik ", yah harga sembako pada perangkat naik, entah ini sampai hari ini saya belum paham bagaimana mekanismenya, apa karena produksi yang kurang atau karena permintaan yang tinggi.
Intinya masyarakat tahunya bahwa harga bahan pokok akan naik pada musim tertentu dan menjadi fenomena ekonomi yang diajarkan. "Ya namanya juga mau puasa jadi wajar kalau harga - harga naik " kata mak Iyah yang asyik gibahin pemerintah.
" Jangan - jangan kalau harga sembako nggak naik nanti nggak jadi puasa atau lebaran " kata kang Jo tukang sayur keliling yang biasa mangkal di komplek.
Spontan kelakar ini jadi candaan mereka.
****
Kemarin bersama anakku salsa ke minimarket ada yang berbeda pada tampilan ruangan minimarket, mendadak rasanya penuh dan sesak jadi ingat ini seperti mau lebaran.
Hampir tidak ada ruangan yang dibiarkan kosong, pengelola memanfaatkan untuk mendisplay barang dagangannya.
" Yah, ini mau lebaran yah ? Ko banyak sirop dan biskuit sih ? " tanya seorang anak pada ayahnya.
HAHAHAHHAA LEBARAN ?!!!Â
YA ENGGAK LAH NAK, ini kita aja puasa belum masa lebaran.
Anak itu tersenyum malu dan kembali berujar " ini ko kaya mau lebaran ya yah, banyak jajan dan banyak orang pada belanja sirop dan biskuit " tanya nya masih belum puas atas jawaban ayahnya.
Yah, ini realita masyarakat kita memang demikian, bermodal informasi bahwa harga ada promo dan diskon sebelum puasa maka emak - emak berbondong borong barang persiapan lebaran, padahal bulan puasa aja belum sampai.
Saya sempat berbincang dengan beberapa emak yang ternyata mereka punya banyak alasan kenapa memilih belanja barang persiapan lebaran sebelum masuk bulan puasa.
Katanya selain menghindari kenaikan harga yang melabung tinggi, belanja awal itu sama halnya mengamankan biar kita lebih bisa fokus ibadah, "kedua bisa saja nanti kalau harga naik kita jual lagi " kata emak yang lain yang menimpali diskusi kami.
Dalam pemahaman saya ini semua adalah tehnik marketing, mereka sengaja menampilkan produk jumlah banyak sebagai upaya mengenalkan pada masyarakat bahwa mereka memiliki produk yang berlimpah, sehingga konsumen relatif akan mengingat bahwa kebutuhan lebaran ada di tempat ini.
Kedua, dibeberapa tempat ada yang sebelum masuk puasa harga nampak dinaikkan danenjrlang puasa harga promo atau diskon sehingga terkesan harga turun dan timbul peningkatkan minat beli masyarakat atau panik buyying yang menjadikan persediaan akan mulai menipis atau langka.
Hal ini yang seringkali menjadikan kebutuhan meningkat tinggi dan imbasnya harga produk tertentu akan melambung tinggi mr jelang lebaran.
Semua kembali pada anda apakah anda akan mengikuti pola belanja diawal atau menunggu sesuai kebutuhan ketika lebaran telah benar - benar dekat.
Aziz Amin | Kompasianer BrebesÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H