Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kecoa dan Putri

8 November 2020   12:57 Diperbarui: 8 November 2020   13:14 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (shutterstock via kompas.com)

" Ibuuuuu !!!!!, KECOA !!! "

Putri menjerit,  lompat lompat dan lari tunggang langgang menghanpiri ibunya yang sedang memasak. 

" ada apa sih nak?  " tanyanya halus dan sambil berjongkong sembari memegang kedua bahu anaknya yang nampak ketakutan. 

"KECOOOA IBU,  KECOA,  IA MENYERANG KU IBU " ceritanya masih dengan nada keras membentak,  menangis dan gemetar. 

Ada ketakutan, ada kemarahan,  ada emosi di wajahnya,  ini bukan kali pertama putri merasakan dirinya terancam dengan pasukan kecoa di sekitar rumahnya,  bahkan baginya ke kamar mandi itu adalah sebuah aksi paling nekad merasa ke sarang musuh. 

Putri adalah anak yang baik,  anak yang ceria, periang dan sangat menggemaskan untuk seorang anak seusianya,  ia sangat pintar dan selalu juara disekolahnya dan temannya banyak. 

Semua mendadak berubah saat ia sadar bahwa hidupnya tidak lagi aman,  setiap hari dan setiap waktu ia merasa terancam dan dimata matai kerajaan kecoa. 

Celakanya bahwa kerajaan kecoa itu berada persis di rumah putri,  " andaikan ayah bisa beli rumah baru,  biarlah rumah ini buat kerajaan kecoa gila itu!!! " imaginasi dan khayalan ini yang sering terbersit dalam pikirannya. 

Lagi lagi ia harus menyesal saat mamahnya bilang " putri...,  kecoa itu tidak apa apa, ia itu binatang kecil,  lawan aja " katanya. 

" ach ibu tidak tahu sih, kecoa itu benar benar memusuhi ku, ia selalu aja hadir dimana saya berada bu,  ia pasti dendam " katanya

Lanjut putri,  ia marah mungkin dulu aku bunuh temannya mah saat dikamar mandi seperti yang mamah bilang,  " ia sekarang kalau menyerang ramai ramai bu " keluhnya. 

***

Putriiiii, mau om bantu biar kamu tidak lagi diserang sama pasukan kerajaan kecoa? 

Mau om. 

Ok,  sini duduk samping om,  kamu tahu tidak berapa banyak kecoa dirumah mu itu? 

Banyak om,  banyak sekali om,  mereka sukanya kroyokan, "kayaknya markasnya ada di kamar mandi om".  Katanya

Markas? 

Iya om,  rumahnya kayaknya di kamat mandi,  tapi kecoa itu selalu ada dimana mana,  putri nonton tv ia datang,  putri tiduran ia datang dan pernah om,  kakak putri digigit mereka dan menjerit tengah malam, " aku bingung om,  pasukan kecoa banyak om,  kakak aja sampai kalah gimana dengan putri yang kecil om "ceritanya polos. 

Ok putri...,  putri tahu tidak kalau kecoa itu ada rajanya?

 Tahu om,  rajanya pernah datang om marah sama putri,  ia terbang ke kepala putri,  putri mau digigit,  "tapi putri menangis,  menjetit cari mama om". jelasnya. 

***

Ya udah, sekarang kamu diam saja,  dengarkan apa yang aku katakan yah,  kalau kamu mengerti anggukkan kepala. 

Putri mengangguk. 

Bagus,  sebentar lagi aku akan panggil raja kecoa, tenang saja putri om temani,  om ini adalah pawang raja serangga jadi semua kerajaan - kerajaan serangga,  atau binatang yang kaya kecoa dan kocoa ia takut sama om. 

Kamu mengerti?,  kalau mengerti anggukkan kepalamu. 

Putri mengangguk

Bagus,  sekarang perhatikan dihadapanmu... 

Pelan pelan dihadirkannya sosok raja kecoa,  badannya besar coklat gelap dan memgkilap,  kumis atau antenanya bergerak gerak tegas dan garang. Jubahnya ( sayap )  dibentangkan seolah olah ia mau menujukkan kalau ia adalah raja yang kuat. 

Wahai raja kecoa, tahu siapa saya? 

Tahu, "salam dari kami kerajaan kecoa" kata raja kecoa. 

Ok,  ini putri dan putri adalah anak yang baik kenapa putri melaporkan kerajaanmu. menyerangnya ?

" HAHAHAHAHAHA.....  " raja kecoa tertawa terbahak bahak sampai nampak lucu sekali,  antenannya menari dan bulu jubahnya tak lagi kaku tapi lemas dan mapak bersinar. 

Putri sempat tersenyum sebentar merasa lucu melihat raja kecoa tertawa terpingkal pingkal. 

Kata siapa saya menyerang putri,  kami kerajaan kecoa sama sekali memusuhi atau menyerang putri. Kami hanya lah mahluk kecil yang harus tetap hidup dan mempertahanlan kerajaan kami. 

Yah benar,  kami kecoa binatang yang hidup ditempat kotor,  karena makanan kami ada disana,  maka kalau kami ada di kamar mandi ya itu rumah kami para kecoa. 

Tapiiii....  kalau kamar mandinya bersih maka kerajaan kami akan pindah ke tempat lain yang kotor. 

Jadi... kalau ketemu kami dikamar mandi jangan takut,  karena kalau kamu takut,  kalau kamu menjerit maka kami kaget,  tahukan kalau kaget gimana? 

Yah,  kami akan terbang dan akan hinggap kerah yang tidak terarah termasuk akan menghinggapi orang yang menjerit.

Mulai sekarang kalau ketemu aku di kamar mandi,  tenang saja aku akan pergi ko disiram aja atau dibuang aja,  kalau anggota kecoanya bandel dibunuh juga nggak papa,  tapi kamu baik baik saja,  tenang saja yah... 

Putri mengangguk.

Oh yah,  aku tidak menggigit ko,  kalau aku hinggap ke kamu paling geli aja ko hehehe

Kalau kami para kecoa ada dimana mana,  itu karena kami sedang cari makan,  jadi kalau lihat ya usir aja,  mungkin itu keluarga saya dan kecoa pekerja yang mau lewat mau pulang,  dan biarkan lewat aja,  sekali lagi jangan menjerit atau jangan takut,  nanti kami kaget lagi

Putri mengangguk. 

Jangan lupa putri, jagalah kebersihan rumahmu setiap waktu dan ditempat tempat yang sering kotor, " biar kami bisa segera pindah mencari kerajaan baru " kata raja kecoa

Pada akhirnya putri dan raja kecoa saling bermaafan dan sepakat tidak akan saling ganggu,  mereka berpelukan dan putri dibangunkan dari sesi relaksasi (hipnosa). 

Putri tersenyum dan raja kecoa tersenyum diujung pikiran putri. 

Aziz Amin | Kompasianer Brebes,  Trainer & Hipnoterapist WA 0858.6767.9796

Cerita ini hanya cerita fiktif, diidekan dari kasus klien di Griya Hipnoterapi MPC. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun