Selamat pagi kompasianer,
Salam positif, sehat dan bahagia, masih bersama saya Aziz Amin kompasianer Brebes, pagi ini saya akan coba mengulas tentang sunat hipnotis.
Ya, masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kata hipnotis, hipnotis tidak lagi tabu dibicarakan walau ditempat yang spiritual sekalipun dan bahkan beberapa orang ahli spiritual mulai open mind terkait keilmuan ini.
Dulu hipnotis dianggap sebuah ilmu hitam yang identik dengan kukuatan supranatural, melibatkan entitas lain, kekuatan gaib dari penguasa kegelapan.
Akan tetapi sekarang masyarakat sudah mulai memahami bahwa hipnotis ( hypnosis ) secara sederhana ada dua jenis tradisional / klasik yamg dilakukan dengan pendekatan budaya dengan proses dan keyakini pelaku melibatkan unsur kekuatan lain, dan ada hipnotis modern yang memggunakan potensi pikiran sadar dan bawah sadar manusia tanpa campur tangan entitas lain.
Artinya, hipnotis modern dipahami sebagai keilmuan yang ilmiah mempelajari pola komunikasi persuasif dimana pelaku telah mempelajari cara kerja pikiran, bagaimana pikiran menerima dan memproses informasi, mengolah sampai menghasilkan respon atau tindakan.
Keilmuan ini diyakini sebagai belajar psikologi terapan dimana para pembelajar dituntut untuk aplikatif mempraktekkan keilmuan ini secara langsung.
Bagaimana Bisa Orang Terhipnotis
Ini masih diperdebatkan banyak golongan orang tentang keilmiahan hipnotis. Beberapa orang yang belum belajar atau mempelajari keilmuan ini masih tetap kekeh ( kuat pendirian ) bahwa pertunjukan hipnotis itu tidak bisa diterima akal pikiran dan nalar sehingga terap dipahami swbagai hal yang irasional ( kukuatan gaib ).
Sementara golongan lainnya berupaya keras menjelaskan konsep dasar dam teori yang menunjukkan keilmiahan keilmuan hipnotis ini.
Saya tidak akan membahas sampai pada bahwa hipnotis itu membuat orang tidak sadar atau tetap sadar, karena tentu akan makin luas bahasannya.