Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini Bukan Soal Wiranto

13 Oktober 2019   18:00 Diperbarui: 13 Oktober 2019   18:13 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hehehehe.... saya hanya mau bahas bahwa kita semua saudara, kita satu bangsa, satu negara, satu bahasa dan satu kesatuan Indonesia, artinya diluar siapa itu yang ditusuk dan siapa yang menusuk sajatinya secara pribadi saya sangat prihatin.

Saya tidak tahu persis dibagian mana bangsa ini telah memiliki luka lama yang ada dibagian yang tersembunyi, dibilang tidak ada nyatanya terasa, ada kesenjangan politik ada sesuatu yang semakin serasa tidak sehat di negeri ini.

Tapi apapun itu, pastilah seandainya memang penusukan tersebut terjadi pada pejabat negara atau bukan pejabat negara sekalipun (masyarakat jelata) sejatinya sudah selayaknya dan sepantasnya kita simpati.

Ya..., simpati artinya kita sejatinya harus memiliki pikiran positif, dan jangan berfikir yang berdasarkan emosi sepihak hanya karena kita beda pendapat, kita beda pandangan politik.

Saya sangat memahami bahwa tidak ada manusia sempurna yang tak luput dari salah dan dosa, dan saya juga tidak mengatakan bahwa mereka yang nyinyir atau emosi salah, tentu salah dan benar harus ada bukti dan pembuktian, sebagai seorang yang awam tentang politik saya berfikir semua bisa jadi respon efek kaget dengan informasi yang mengatakan lawan politik, atau orang yang bersebrangan mengalami musibah, sehingga sepontan melakukan hal yang dianggap tidak wajar.

Beberapa Istri anggota TNI saja sampai lepas kendali dan lupa kalau dirinya menjadi sorotan dan menjadi simbol negara, sebagai bagian dari pejawab yang memberikan komentar yang tidak memiliki dasar dan tidak memiliki bukti serta provokatif ya tentu... semua kembali pada " penyesalan selalu datang terlambat ".

Ini semua menjadi pelajaran berharga buat kita semua bahwa sejatinya kita satu kesatuan, mau pejabat atau bukan, saat seorang mengalami musibah sejatinya kita memberikan simpati, kalau memang kita benar -- benar mendapatkan bukti nyata bahwa itu hanya sandiwara, hanya settingan dengan bukti yang nyata, barulah anda boleh saja mengemukaakn ekspresi emosi anda dengan bijak tentunya.

Terakhir...., pelajarannya mulai saat ini bijaklah menyikapi informasi apapun diera banjir informasi, jangan kagetan, jangan latah dan jangan mudah terprovokasi, cek sumber dan validasi informasi anda dengan sumber yang jelas baru silahkan bereaksi.

Salam damai untuk Indonesia.

{{{ positif, sehat dan bahagia }}}
Brebes, 13 Oktober 2019

Aziz Amin | Kompasianer Brebes
Trainer dan Hipnoterapist
WA : 0858.6767.9796

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun