Setiap orang pasti memiliki persoalan dalam kehidupannya, hanya setiap masalah pasti memiliki kadar dan tingkatan masing masing sesuai dengan bagaimana seorang memandang dan menyikapinya.
Sejak tahun 2012 berinteraksi dengan banyak orang yang meyakini bahwa ia memiliki masalah paling berat se dunia, tentu menghadirkan banyak hal yang kadang penulis kembali kepada kesadaran pribadi bahwa sejatinya apapun yang telah banyak terjadi di Griya Hypotherapy MPC bukanlah apa apa tanpa kuasa Allah Ta'ala.
Bahwa kenyataannya dalam konteks sebagai seorang hypoterapist atau praktisi terapi komplementer lain yang tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes sebagai Pengobat Tradisional dengan Nomor STPT : 440 / 2833 / 2012 juga memiliki permasalahan secara pribadi baik dengan diri sendiri, keluarga maupun lingkungan.
Ya... memosisikan sebagai orang yang tidak terlibat langsung dengan masalah maka seorang relatif akan lebih mudah memberikan analisa, masukan, saran bahkan solusi yang benar benar tidak terfikirkan bagi yang sedang menghadapi masalah itu sendiri. Hal ini yang mendasari tidak ada manusia yang 100% dapat hidup mandiri tanpa membutukan orang lain.
Manusia sebagai mahluk sosial tentunya akan sangat membutuhkan intersaksi dengan mahluk lain khususnya orang sekitar. Akan tetapi seringkali dalam berkomunikasi ada banyak faktor yang mendasari komunikasi tidak berjalan sesuai harapan dan menimbulkan persoalan yang dimaknai sebagai permasalahan dari level yang sangat ringan, ringat, sedang bahkan dianggap berat.
GANGGUAN PIKIRAN
Saat seorang mengalami kondisi yang demikian sudah pasti element diri manusia itu sendiri pasti akan terganggu, kalau dalam pemahaman penulis bahwa manusia terbagi menjadi 3 element yaitu ; Pikiran, Tubuh / Fisik dan Jiwa, setiap ada satu hal yang dianggap sebagai masalah sedikit banyaknya akan mulai mempengaruhi pola makan, pola aktifitas dan pola istirahat nya yang serig dianggap sebagai gangguan pikiran / psikologis.
Seiring dengan perkembangan tehnologi dan adanya media sosial dan sarana telekomunikasi elektronik, banyak yang seringkali salah langkah dalam upaya mengurangi dampak gangguan pikiran tersebut, bahkan seringkali kejebak pada kondisi penderitaan yang jauh lebi dalam dengan pemanfaatan sarana tersebut yang tak bijak.
Contoh :
Saat seorang berusaha menyampaikan perasaan emosi, baik sedih, sakit hati, amarah dll di media sosial atau langsung kepada orang yang terlibat seringkali yang terjadi bukan masalah makin mendekati terselesaikan akan tetapi memunculkan masalah tambahan.
Seringkali saat seorang mengalami gangguan psikologis, nggak bisa tidur, sering sesak, nyeri dada, nitnya mencari solusi embaca internet, artikel dll, masuk group dengan penyekit yang serupa seperti komunitas penyakit maag, penderita GERD, orang gangguan tidur dll, maka yang terjadi bukannya makin baik, tapi jusru apa yang ia baca keluhan dan penderitaan orang lain justru menjadi pelengkap yang ia cari dalam tubuhnya dan mulai perlahan muncul keluhan yang sama di komunitasnya.
TIDAK ADA ORANG YANG MAU NGERTI
Perasaan ini yang seringkali menjadi penyempurna dalam kondisi orang orang yang menggalami gangguan pikiran, gangguan psikologis bahkan gangguan mental adalah berharap terlalu banyak untuk dapat dimengerti, dipahami, didengarkan orang lain.
Kekecewaan akan situasi ini selalu berimbas pada pemahaman bahwa orang orang sekitar tidak mencintai, tidak menerima ia apa adanya, bahkan mengganggap semua orang adalah musuh.
Ok..., semuanya sebenarnya berawal hanya soal bagaiman komunikasi yang berjalan tidak sesuai dengan harapan sehingga munculnya adanya perbedaan pendapat dan otomatis akan memiliki implikasi pada tubuh dan jiwa yang merespon menolak.
Contoh :
Saat anda bicara dengan teman, maksudnya baik mengingatkan teman anda terkait persoalan yang sebenarnya tujuan anda baik, akan tetapi karena situasinya tidak pas, bahwa teman anda sedang benar benar sangat menyukai dan nyaman dengan apa yang ia lakukan, maka... ya, tentu ia akan tersinggung dan mungkin akan mendadak marah atau berubah respon.
Saat yang bersamaan saat teman anda meresponnya dengan frontal, tentu anda juga tidak kalah tersinggung dalam hati " orang mau ditolong ko nyolot ", dan ini akan semakin panjang saat keduanya sama sama memiliki ego yang kuat, dan tetap berpegang pada keyakinannya.
Bisa jadi dalam pikiran teman anda ia bilang " ini hidup gue, nggak ada kaitan dengan kamu !!, sok peduli, sok care !!! " ia lupa kalau anda adalah sahabat dan atas dasar persahabatan dan sayang anda mau mengingatkan.
Gambaran itu hanya simulasi tapi sering terjadi di ruang hypotherapy MPC, parahnya lagi saat keduanya saling sindir di status WhatsApp (WA), sstatus IG, Facebook bahkan akun media sosial lainnya, dan gayung bersambut maka semua jadi sempurna saat sudah melibatkan lebih banyak orang yang ikut berkomentar dan apapun kondisi anda dan teman anda sangat rentan tersugesti atau terprovokasi dari info yang salaling berseberangan dan semua atas dasar ego.
BERHARAP ORANG LAIN BERUBAH TANPA MAU BERUBAH
Dari sekian banyak yang datang dan terapi, rata rata mereka berharap bahwa orang lain yang harus berubah dan harus baik padanya, pokoknya saya mau ia berubah, saya mau ia sadar kalau ia salah.
Ada banyak hal permintaan yang pada prinsipnya itu diluar jangkauan ia, dan makin apa yang ia harapkan tidak tercapai gangguan pikirannya makin parah dan makin menderita, bahkan saat dalam kondisi sadar ia diberikan saran untuk sedikit menurunkan tingkat emosinya mereka mangalami kesusahan, " masa saya yang harus berubah !!!!, kan yang salah dia " katanya.
Dan dengan metode komunikasi yang efektif, dengan hypnotherapy atau lebih tepatnya adalah tehnik komunikasi hipnotik, seringkali perlahan dan pasti klien saat ia mulai bisa menguasai diri dan emosinya, mulai memahami bahwa penyakitnya adalah penderitaan dan ia ingin berubah / sembuh dari penyakit pikirannya.
Maka pada saat yang sama pula ia mulai bisa menerima keadaan dan mengontrol emosi, bahwa ia tidak punya kuasa atau kemampuan untuk meminta semua orang berubah, semua orang bersikap baik dan semua orang harus mengikuti apa yang ia inginkan, tapi ia ( klien ) sering kali mulai mau mengubah sedikit saja prilaku dirinya, berubah sedikit saja senyumnya.
Dan " Subhanallah " , menariknya orang yang dulu ia datang dengan segala dan sekian banyak masalah, orang yang selalu membuat masalah justru ikut berubah, padahal hanya cara jalan yang beda, padahan hanya cara pandang yang diubah, padahal hanya senyum yang diubah, dan pola pikir pastinya yang dalam diri diubah dengan terapi pikiran pastinya, dan biasanya di klinik hypnotherapy atau psikologi tentu ada banyak tehnik untuk lakukan ini, untuk me reframming maka semua tubuh, pikiran dan jiwa akan berubah.
Dan saat seorang mengubah dirinya, maka orang sekitar, lingkungan bahkan dunia akan berubah pula, buat anda yang saat ii mengalami itu semua bukan mulai dari mulut kita, bukan mulai dari jari kita untuk menyuarakan dan mau merubah orang lain, merubah lingkungan ataupun merubah dunia kalau diri kita juga belum mau berubah.
Mulailah dari diri kita untuk berubah maka semua akan berubah, percayalah !!!
"Tidak ada masalah berat yang benar benar berat, kalau kita bisa memaknai sebagai persoalan kehidupan yang pasti ada jalan keluar yang terbaik, terbaik bukanlah harus jadi pemenang, tapi pemenang sejati adalah yang memenangkan dirinya untuk menciptakan kedamaian dan hamonisasi alam semesta dan menjadikan dirinya bermanfaat bagi orang sekitar" -- Aziz Amin
Â
Aziz Amin | Kompasianer Brebes
Trainer & Hypnotherapist MPC School of Hypnotism
WA : 085742201850
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H