Â
Sedari pagi mengamati perkembangan informasi di televisi dan sosial media, berasa miris melihat mendengar dan merasakan apa yang sekarang sedang terjadi di Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kabupaten Sukabumi. Dari beberapa sumber yang penulis rangkum saat ini tercatat telah mencapai 45 orang tewas akibat menenggak miras oplosan ( 10/04/2018).
Pemerintah Kabupaten Bandung menetapkan kasus miras oplosa ini menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) setelah melihat jumlah korban terus bertambah dengan jumlah korban lebih dari 100 yang dirawat dan meninggal saat ini mencapai 45 orang.
Tentunya ini menjadi sangat miris, mengingat sebenarnya bila merunut pada sejarah minuman beralkohol / minuman keras ( miras ) sudah sangat banyak korban minuman ini yang telah meninggal dunia.
KECERDASAN MASYARAKAT
Sejatinya masyarakat indonesia seharusnya sudah sangat cerdas dan tahu apa itu minuman keras, bahwa minuman yang secara sadar dibilang sebagai minuman keras ( minuman berbahaya ) akan tetapi masyarakat seringkali memiliki alasan tersendiri yang menjadikan minuman ini eksis dipasaran.
Beberapa alasan mereke penikmatnya mengatakan bahwa dengan minuman keras ini setidaknya ia bisa sejenak melupakan kepenatan dan masalah kehidupan, tekanan ekonomi dan persaingan hidup seringkali dikambing hitamkan menjadikan masyarakat berada pada zona abu -- abu antara menyadar bahaya dan sebuah kondisi yang baginya tidak memiliki pilihan lain kecuali mengkonsumsinya.
Miras seringkali dianggap sebagai sarana rileksasi, karena menurut penikmatnya saat meminum minuman ini bisa berasa melayang dan semua masalah dan beban hidup seperti hilang.
Gaya hidup juga memiliki andil dalam penyalah gunaan minuman ini, hal ini seringkali terjadi pada anak -- anak remaja, hal ini yang menjadikan banyak nya pecandu minuman keras dikalangan remaja sebagai gaya hidup dan sarana sosialisai.
SEBENARNYAmasyarakat sangat tahu apa itu minuman keras bahkan dengan jenis yang strata bawah " Oplosan ", hadir dengan arga murah meriah dan racikan dengan ala kadarnya diyakini menimbulkan sensasi efek yang unix, akan tetapi tentunya dengan kadar yang tidak menggunakan takaran akan sangat berbahaya dan menancam nyawa.
Masyarakat sangat memahami bahayanya akan mengkonsumsi miras dan banyaknya kasus korban meninggal karena miras tentu tidak luput dari informasi yang tersaji pada masyarakat. Akan tetapi selalu berulang dan berulang terkait dengan masih banyaknya orang -- orang yang merasa dirinya sebagai penikmat dan merasa kecanduan mengkonsumsi ini.
KENAPA MIRAS OPLOSAN
Banyak pertanyaan kenapa begitu marak miras oplosan ?, tekanan hidup dan makin meningkatnya potensi tingkat stress masyarakat akan mengambil jalan pintas untuk semua nformasi yang terlanjur membudaya sebagai refreshing pikiran / rileks dengan mabok.
TENTU INI SALAH !!!!, tapi tidak mudah memberikan efek jera pada para penikmat dan juga pelaku bisnis haram ini, karena peningkatan kebutuhan dalam hukum bisnis bisa jadi menjadikan pelaku semakin nekad untuk memproduksi dengan skala besar, tersistem dan masif.
Miras oplosan menjadi pilihan banyak masyarakat dan sangat eksis karena dari stratanya minuman jenis ini tergolong untuk kalangan ekonomi menengah ke bawah, minuman dengan harga murah meriah tapi menghasilkan sensasi yang unik dan membuat penikmatnya mabok, dan berasa melayang.
Akan tetapi takaran yang tidak terkontrol disinyalir menjadikan minuman ini memiliki tingkat bahaya yang lebih tinggi dari pada minuman pabrikan, dan dari berbagai kasus korman meninggal karena minuman keras, jenis oplosan memiliki prosentase tertnggi.
SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB
Penulis sangat yakin aparat telah berupaya keras untuk mengejar dan mengusut tuntas pelaku, tapi kembali lagi berapa banyak pelaku yang tertangkap dan dibongkar, kalau prilaku masyarakat kita masih demikian kalau mindsetbahwa miras itu adalalah minuman berbahaya tentu, tetap aja ada pemain -- pemain baru yang melanjutkan bisnis haram ini.
Dan... anda semua tahu apa kelanjutannya ya... akan ada KLB dan KLB yang serupa yang seperti hari ini di Kabupaten Bandung, semoga saya salah dalam menganalisa ini, dan tentunya harapannya semoga dari tulisan ini bisa membuat kita bersama mulai berfikir bahwa ini bukan sesederhana persoalan siapa yang membuat miras dan penjualnya.
Akan tetapi bagaimana memutus mata rantai budaya, gaya hidup dan menanamkan nilai nilai budi pekerti luhur dan prilaku hidup sehat pada masyarakat menjadi sangat penting, bagaimana penekanan ilmu agama pada anak -- anak usia dini dan masyarakat luas, penulis sangat sadar ini bukan persoalan sederhana, tapi ini akan tetap dapat dilakukan lebih baik bila semua elemen Pemerintah melakukan gerakan yang sama menanamkan bahwa mindsettentang miras yang lebih baik, memberikan edukasi bahaya miras, dan menanamkan nilai nilai spiritualitas keagamaan bisa jadi 10 tahun yang akan datang akan ada perubahan besar yang bisa dinikmati generasi selanjutnya.
Ini bukan soal Kota / Kabupaten mana yang mengalami KLB Miras Oplosan, tapi ini menjadi menarik, bagi kita semua Bangsa Indonesia dengan potensi yang luar biasa, dengan budaya leluhur yang sangat kita banggakan, silahkan lihat disekeliling kita, tetangga kita, remaja dan para orang orang yang menamakan diri sebagai penikmat kehidupan malam, tentu tak asing kita lihat dan bisa jadi kita tahu tentang miras bahkan miras oplosan bisa jadi kita tahu dimana yang menjual.
Terus.... ini TANGGUNG JAWAB SIAPA ?, tentu ini tangging jawab kita bersama, anda yang punya peranan di pemerintahan, pengusaha, wiraswata, pendidik, pelaku kesehatan saat nya kita bahu membahu, yoooo... saaatnya kita buka kembali materi materi tentang budaya luhur dan prilaku pendahulu kita, dan saatnya menanamkan nilai -- nilai agama pada anak dan masyarakat dalam menjalankan aktiftas dan memberikan pelayanan.
Mereka tidak harus dihukum, dikucilkan, dibenci atau dimaki -- maki, tapi mereka butuh dirangkul dan diajak bicara secara baik -- baik, mereka butuh diurai perasaan stress nya, perasaan nggak pentingny hidup, semua kembali ada keterbatas opini penulis, semoga ini terakhir KLB tentang minuman keras.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H