Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Miras Oplosan di Bandung, Siapa yang Bertanggung Jawab?

10 April 2018   16:25 Diperbarui: 11 April 2018   00:36 3521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto/ tribunnews.com

KENAPA MIRAS OPLOSAN

Banyak pertanyaan kenapa begitu marak miras oplosan ?, tekanan hidup dan makin meningkatnya potensi tingkat stress masyarakat akan mengambil jalan pintas untuk semua nformasi yang terlanjur membudaya sebagai refreshing pikiran / rileks dengan mabok.

TENTU INI SALAH !!!!, tapi tidak mudah memberikan efek jera pada para penikmat dan juga pelaku bisnis haram ini, karena peningkatan kebutuhan dalam hukum bisnis bisa jadi menjadikan pelaku semakin nekad untuk memproduksi dengan skala besar, tersistem dan masif.

Miras oplosan menjadi pilihan banyak masyarakat dan sangat eksis karena dari stratanya minuman jenis ini tergolong untuk kalangan ekonomi menengah ke bawah, minuman dengan harga murah meriah tapi menghasilkan sensasi yang unik dan membuat penikmatnya mabok, dan berasa melayang.

Akan tetapi takaran yang tidak terkontrol disinyalir menjadikan minuman ini memiliki tingkat bahaya yang lebih tinggi dari pada minuman pabrikan, dan dari berbagai kasus korman meninggal karena minuman keras, jenis oplosan memiliki prosentase tertnggi.

SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB

Penulis sangat yakin aparat telah berupaya keras untuk mengejar dan mengusut tuntas pelaku, tapi kembali lagi berapa banyak pelaku yang tertangkap dan dibongkar, kalau prilaku masyarakat kita masih demikian kalau mindsetbahwa miras itu adalalah minuman berbahaya tentu, tetap aja ada pemain -- pemain baru yang melanjutkan bisnis haram ini.

Dan... anda semua tahu apa kelanjutannya ya... akan ada KLB dan KLB yang serupa yang seperti hari ini di Kabupaten Bandung, semoga saya salah dalam menganalisa ini, dan tentunya harapannya semoga dari tulisan ini bisa membuat kita bersama mulai berfikir bahwa ini bukan sesederhana persoalan siapa yang membuat miras dan penjualnya.

Akan tetapi bagaimana memutus mata rantai budaya, gaya hidup dan menanamkan nilai nilai budi pekerti luhur dan prilaku hidup sehat pada masyarakat menjadi sangat penting, bagaimana penekanan ilmu agama pada anak -- anak usia dini dan masyarakat luas, penulis sangat sadar ini bukan persoalan sederhana, tapi ini akan tetap dapat dilakukan lebih baik bila semua elemen Pemerintah melakukan gerakan yang sama menanamkan bahwa mindsettentang miras yang lebih baik, memberikan edukasi bahaya miras, dan menanamkan nilai nilai spiritualitas keagamaan bisa jadi 10 tahun yang akan datang akan ada perubahan besar yang bisa dinikmati generasi selanjutnya.

Ini bukan soal Kota / Kabupaten mana yang mengalami KLB Miras Oplosan, tapi ini menjadi menarik, bagi kita semua Bangsa Indonesia dengan potensi yang luar biasa, dengan budaya leluhur yang sangat kita banggakan, silahkan lihat disekeliling kita, tetangga kita, remaja dan para orang orang yang menamakan diri sebagai penikmat kehidupan malam, tentu tak asing kita lihat dan bisa jadi kita tahu tentang miras bahkan miras oplosan bisa jadi kita tahu dimana yang menjual.

Terus.... ini TANGGUNG JAWAB SIAPA ?, tentu ini tangging jawab kita bersama, anda yang punya peranan di pemerintahan, pengusaha, wiraswata, pendidik, pelaku kesehatan saat nya kita bahu membahu, yoooo... saaatnya kita buka kembali materi materi tentang budaya luhur dan prilaku pendahulu kita, dan saatnya menanamkan nilai -- nilai agama pada anak dan masyarakat dalam menjalankan aktiftas dan memberikan pelayanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun