Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pendidik, Anti Radikalisme, Penegas Islam Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Filsafat Konstruktivisme dalam PBM PAI Perspektif Kurikulum 2013

6 Agustus 2016   21:57 Diperbarui: 6 Agustus 2016   22:00 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penggunaan ide dalam banyak situasi. Ide atau pengetahuan yang telah dibentuk siswa perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi yang dihadapi. Hal ini akan membuat pengetahuan murid lebih lengkap dan bahkan lebih rinci dengan segala macam pengecualiannya.

Review, bagaimana ide itu berubah. Dapat terjadi bahwa dalam aplikasi pengetahuannya pada situasi yang dihadapi sehari-hari, seseorang perlu merivisi gagasannya entah dengan menambahkan suatu keterangan ataupun mungkin dengan mengubahnya menjadi lebih lengkap.

Degeng (1998) mengungkapkan beberapa pandangan tentang ciri-ciri pembelajaran konstruktivistik adalah sebagai berikut:

Belajar dan pembelajaran

  1. Konstruktivistik memandang bahwa pengetahuan adalah non objective, bersifat temporer, selalu berubah, dan tidak menentu.
  2. Belajar adalah penyusunan pengetahuan dari pengalaman kongkrit, aktivitas kolaboratif dan refleksi serta interpretasi. Mengajar adalah menata lingkungan agar si belajar termotivasi dalam menggali makna serta menghargai ketidakmenentuan.
  3. Si belajar akan memiliki pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan tergantung pada pengalamannya, dan perspektif yang dipakai dalam menginterpretasikannya.
  4. Mind berfungsi sebagai alat untuk menginterpretasi peristiwa, objek, atau perspektif yang ada dalam dunia nyata sehingga makna yang dihasilkan bersifat unik dan individualistik.

Penataan lingkungan belajar dan pembelajaran

  1. Ketidakteraturan, ketidakpastian, kesemrawutan.
  2. Si belajar harus bebas. Kebebasan menjadi unsur yang esensial dalam lingkungan belajar.
  3. Kegagalan atau keberhasilan, kemampuan atau ketidakmampuan dilihat sebagai interpretasi yang berbeda yang perlu dihargai.
  4. Kebebasan dipandang sebagai penentu keberhasilan belajar. Si belajar adalah subjek yang harus mampu menggunakan kebebasan untuk melakukan pengaturan diri dalam belajar.
  5. Kontrol belajar dipegang oleh si belajar.

Tujuan pembelajaran

  1. Tujuan pembelajaran ditekankan pada belajar,  bagaimana belajar menciptakan pemahaman baru, yang menuntut aktifitas kreatif produktif dalam konteks nyata, yang mendorong si belajar untuk berpikir dan berpikir ulang dan mendemostrasikan apa yang sedang dan telah dipelajari.

Strategi pembelajaran

  1. Penyajian isi menekankan pada penggunaan pengetahuan secara bermakna mengikuti urutan dari keseluruhan ke bagian.
  2. Pembelajaran lebih banyak diarahkan untuk meladeni pertanyaan atau penangan si belajar.
  3. Aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada data primer dan bahan manipulatif dengan penekanan pada keterampilan berpikir kritis.
  4. Pembelajaran menekankan pada proses.

Evaluasi

  1. Evaluasi menekankan pada penyusunan makna secara aktif yang melibatkan keterampilan terintegrasi dengan menggunakan masalah dalam konteks nyata
  2. Evaluasi yang menggali munculnya berpikir divergent, pemecahan ganda, bukan hanya satu jawaban yang benar.
  3. Evaluasi merupakan bagian utuh dari belajar dengan memberikan tugas-tugas yang menuntut aktivitas belajar yang bermakna seta menerapkan apa yang dipelajari dalam konteks nyata. Evaluasi menekankan pada keterampilan proses dalam kelompok.

Catatan Konstruktivisme

           Teori  belajar adalah sebuah teori kemungkinan. Jadi, ada kalanya satu teori belajar cocok untuk satu situasi dan lingkungan belajar tertentu, tapi tidak cocok untuk suatu lingkungan belajar yang lain. Idealnya, suatu teori belajar adalah aplikabel dalam setiap situasi belajar kapanpun, dimanapun dan untuk siapapun. Jadi teori belajar pasti mempunyai kelemahan dan kelebihan tersendiri sebagai ciri khasnya.

            Konstruktivisme sebagai teori belajar juga juga tidak lepas dari catatan-catatan berikut:

  1. konsep dasar pembelajaran konstruktivistik adalah penekanan pada belajar bagaimana siswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. Dalam hal ini akan berhadapan dengan tingkat kemauan dan kecerdasan siswa yang hetererogen  dan kurikulum yang sudah baku. Dari sisi kemauan dan kecerdasan, bagi anak yang memiliki kemauan yang kuat dan tingkat kecerdasan yang baik tidak akan mengalami kesulitan dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Kurikulum yang sudah baku menuntut adanya keterapaian tujuan pendidikan secara nasional, institusional, instruksional dan personal. Dengan demikian dibutuhkan kreatifitas dan kemampuan guru dalam berimprovisasi dalam mengajar.
  2. situasi dan kondisi lembaga sekolah yang berbeda akan sedikit menghambat penerapan konstruktivistik. Tersedianya media, lingkungan belajar yang mendukung, guru dan bahan ajar akan menjadi faktor kendala. Oleh sebab itu penerapan konstruktivistik harus melihat situasi dan kondisi dari sekolah. Artinya seorang guru harus mampu mendeteksi pada saat dan waktu yang bagaimana pembelajaran konstruktivistik cocok diterapkan.
  3. dari sistim evaluasi, konstruktivistik belum memberikan acuan yang jelas secara teknis. Sehingga sistim evaluasi itu dapat dicerna dan dilihat secara kasat mata oleh praktisi pendidikan. Evaluasi dengan multiple choice hanya menekankan pada pengukuran anak didik secara kognitif. Berseberangan dengan semangat konstruktivistik.
  4. sebagai teori belajar yang relatif baru. Teori belajar lama tidak bisa dihilangkan begitu saja. Sehingga kita hanya perlu mengadakan reformulasi terhadap teori belajar lama dengan teori belajar baru. Sehingga tercipta kekuatan yang sinergis antara teori lama dengan teori baru. Wallahu A’lam Bishowab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun