Zo–Ped. Yaitu suatu wilayah tempat bertemunya antara pengertian spontan anak dengan pengertian sistematis logis orang dewasa.
Inner speech. Adalah kumpulan bicara pokok yang digunakan sebagai alat dalam berpikir. Inner speech berperan dalam pembentukan pengertian spontan. Pengertian spontan ini dibagi menjadi dua yaitu : pengertian dalam dirinya sendiri dan pengertian untuk orang lain.
Ausubel
Menurut Ausubel, Novak dan Hanesian dalam Suparno (1997) ada dua jenis belajar yaitu : (1). Belajar bermakna (meaningfull learning) dan (2). Belajar menghafal (rote learning).Belajar bermakna adalah suatu proses belajar dimana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang belajar. Bila konsep yang cocok dengan fenomen baru itu belum ada dalam struktur kognitif seseorang, informasi baru harus dipelajari lewat belajar menghafal. Belajar menghafal ini perlu bila seseorang memperoleh informasi baru dalam dunai pengetahuan yang sama sekali tidak berhubungan dengan apa yang telah ia ketahui.
Teori belajar bermakna Ausubel ini sangat dekat dengan inti pokok konstruktivisme. Keduanya menekankan pentingnya pelajar mengasosiasikan pengalaman, fenomen, dan fakta-fakta baru ke dalam sistem pengertian yang telah dipunyai. Keduanya menekankan pentingnya asimilasi pengalaman baru ke dalam konsep dan mengandaikan bahwa proses belajar siswa itu aktif.
Konstruktivisme sosiogis
Konstruktivisme sosiologis berpandangan bahwa pengetahuan itu merupakan hasil penemuan sosial dan sekaligus juga merupakan faktor dalam perubahan sosial. Kenyataan dibentuk secara sosial dan ditentukan secara sosial. Konstruktivisme sosiologis menekankan bahwa pengetahuan ilmiah merupakan konstruksi sosial, bukan konstruksi individual. Kelompok ini menekankan lingkungan, masyarakat, dan dinamika pembentukan ilmu pengatahuan. Hal ini berbeda dengan pandangannya Peaget bahwa ilmu pengetahuan dibentuk oleh individu melalui proses berpikir terhadap suatu objek.
Konstruktivisme sosiologis mempertahankan bahwa pengetahuan ilmiah dibentuk dan dibenarkan secara sosial. Suasana, lingkungan, dan dinamika individu dikesampingkan. sebaliknya mereka lebih menekankan bahwa lingkungan sosial yang menentukan kepercayaan individu.
Implikasi Konstruktivisme dalam PBM PAI
Suparno (1997) mencatat beberapa implikasi konstruktivisme dalam pembelajaran yaitu:
Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami. Konstruksi arti itu dipengaruhi oleh pengertian yang telah dia punyai. Dalam PBM PAI seorang guru harus mempunyai keyakinan bahwa anak didik tidak kosong pengetahuan agama yang dianutnya. Pada dasarnya, sedikit banyak anak didik telah mengetahui konsep tauhid, aqidah, syariah dan muamalah. Sehingga guru PAI hanya perlu melakukan proses adaptasi mental dan kognitif anak dengan penguatan-penguatan dasar pijakan agama melalui dalil naqli dan akli.