Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pendidik, Anti Radikalisme, Penegas Islam Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Internalisasi, Konsep Toleransi Melalui Pembelajaran Koperatif

4 Agustus 2016   21:54 Diperbarui: 4 Agustus 2016   22:13 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Implementasi

Dalam pembelajaran koperatif peserta didik bukan hanya belajar mendapatkan ilmu pengetahuan secara kognitif dan keterampilan psikomotorik, namun yang lebih penting adalah tumbuh dan berkembangnya sikap afektif yang positif pada setiap diri peserta didik dalam menyadari dan memahami sepenuhnya tentang heteregonitas antar personal pembelajar di dalam sebuah komunitas belajar.    Ada beberapa sikap afektif yang dapat dipupuk dan dibiasakan dalam sebuah proses pembelajaran diantaranya adalah;

Saling menghargai

Proses pembelajaran adalah ruang terbuka bagi segala daya dan upaya peserta didik dalam memperoleh semua pengetahuan baik secara verbal, visual, audio, attitude, dan nilai (value). Proses pembelajaran yang baik akan mengakomudir seluas-luasnya pada diri peserta didik untuk mempelajari, memahami, dan mempraktikkan urgensi saling menghargai antar pembelajar. Dengan internalisasi nilai-nilai toleransi akan mencegah terjadinya bulliying, dan sikap antipati, phobia perbedaan suku, ras, agama , dan bahkan dapat mencegah timbulnya stigma radikalisasi (radikalisme) pada diri peserta didik.

Saling menolong

Tolong menolong adalah konsep kebhinekaan yang murni berasal dari kekayaan bangsa indonesia yang majemuk dengan berbagai suku dan bangsa. Menurut kodratnya manusia tidak dapat berdiri sendiri tapi membutuhkan orang lain. Kecerdasan dan kepandaian peserta didik secara tidak langsung ada andil orang lain yang menjadikannya pintar. Oleh karena itulah pembelajaran koperatif menyediakan nuansa kebersamaan dalam meraih tujuan bersama dalam satu kegiatan pembelajaran. Penguasaan dan pemahaman nilai-nilai tolong menolong atau gotong royong dalam proses pembelajaran akan memberikan bekal yang positif dan ampuh bagi masa depan peserta didik sebagai bagian dari generasi bangsa dalam menjaga kesatuan dan persatuan NKRI.

Saling menilai

Peserta didik adalah manusia kecil yang belum dewasa yang kerap kali membutuhkan bimbingan dan arahan dari orang dewasa. Kekeliruan dan kesalahan yang dilakukannya adalah yang biasa, akan tetapi kebiasaan berbuat kesalahan dalam menjalani kehidupannya dapat diminimalisir dengan saling koreksi dan menilai antar person pembelajar sehingga kesalahan itu tidak dapat terulang lagi. Pembelajaran koperatif menciptakan sebuah penilaian yang lebih realistik dan otentik pada setiap diri peserta didik dalam melakukan aktivitas pembelajaran. Minimnya pretensi dan tendensi personal pada diri peserta didik menjamin kerealistisan dan keotentikan itu. Nilai-nilai keotentikan dalam menilai orang lain inilah yang akan menjadikan peserta didik mampu bersikap realistis dan fleksibel dalam bergaul di masyarakat. wallahu a’lam bishowab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun