Mohon tunggu...
Azizah Putri
Azizah Putri Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - nurazizah

Nur Azizah Eka Putri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Serba Salah

29 September 2019   09:00 Diperbarui: 29 September 2019   09:29 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Heem, cerewet ih," balas Karin sambil berjalan menghampiri Sinta dan duduk di sebelahnya
Mereka membuka surat Nia dan mulai membacanya

Untuk Karin dan Sinta

Terima kasih selama ini kalian udah mau jadi sahabat anak miskin ini, makasih kalian udah mau bantu aku dalam masa-masa sulit, apalagi kalian juga udah mau bantu ngelunasin buku-buku materi kelas IX aku, jadi aku bisa belajar. Terlalu banyak yang kalian bantu, aku nggak bisa nyebutin satu persatu. Sekarang aku nggak bisa ngerepotin kalian lagi, aku juga nggak tau mau balas kalian pakai apa. Kalau aku punya sesuatu yang pantas aku kasih buay kalian, pasti akan aku kirim deh. Aku janji. Kalau kalian mau ketemu aku kalian tau harus kemana, tapi ada baiknya kalian jangan kesini.          Terima kasih                                                  

Aku sayang kalian  
Saat membaca, keduanya tak bisa membendung air mata, bulir-bulir air mata jatuh tak tertahan,  bahkan sampai membasahi surat Nia. Mereka saling memeluk dan menangisi ketidakhadiran sahabatnya di antara mereka. Ini hal wajar karena sejak kelas IX, Sinta dan Karin juga Nia menjadi teman dekat. 

Memang, Karin dan Nia lah yang bersahabat lebih dulu. Namun, tak bisa dipungkiri, diantara mereka telah tumbuh rasa saling menyayangi, peduli, dan mereka menerima apa adanya keadaan ketiganya.

Karin dan Sinta bertekad untuk menemui Nia dalam beberapa hari kedepan. Mereka sepakat akan berangkat hari Sabtu pagi.

Namun, hari semakin larut, mataharipun telah menghilang, dan telah menyudahi hari ini, Sinta harus segera pulang takut kedua orang tuanya khawatir. 

Namun, mama lebih khawatir, karena harus membiarkan seorang anak perempuan pulang sendiri malam-malam, mama juga meminta Sinta untuk menginap saja di sini. Namun, Sinta menolak itu, ia akan tetap pulang naik taksi.

 "Yaudah hati-hati ya," perhatian mama, "Karin anter Sinta ke depan trus tunggu sampai dia dapat taksi," imbuh mama
"Siap bu boss," balas Karin sambil memberi hormat ke arah mama

Setelah beberapa hari dan hari Sabtu pun tiba. Seperti yang Karin dan Sinta rencanakan mereka akan berangkat menuju tempat Nia, mereka sudah siap dengan beberapa barang dan siap meluncur bersama Pak Joko. Mama memeluk Karin dan Sinta erat-erat dan meminta mereka untuk jaga diri dan hati-hati. Tanpa Sinta dan Karin sadari, bulir air mata mama jatuh. 

Namun, mama langsung mengusapnya, tak ingin mereka tau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun