Kau menangis karena perasaanmu sendiri
Kau meronta kesakitan atas pilihanmu sendiri
Kau salahkan orang lain atas kesalahanmu sendiri
Memang kau yang menjalani, kawan
Tapi tetap saja kau yang menentukan
Â
Indah sekali masa depanmu yang tergambar dari harapan
Kecuali kau yang memilih terjebak dalam lubang
Â
Sejuta impian yang ada dalam hati,
Namun kau hancurkan seketika
Bahkan kurang dari hitungan detik
Â
Tahukah kau?
Bukan cuman kau yang tersakiti
Melainkan mereka,
Mereka yang menaruh harap padamu, lalu kecewa
Lantas apa yang kau lakukan?
Menyesal?
Marah?
Memberontak?
Mengakhiri hidup dengan tragis?
Kau salah, kawan
Mungkin mereka memang kecewa
Namun tidak dengan benci
Â
Kekecewaannya menyimpan harapan baru
Harapan indah untukmu
Agar kau kembali dengan harapan baikmu dahulu
Meskipun mungkin telah hancur berkeping-keping
Namun selalu ada baik setelah buruk
Â
Lalu apa sekarang?
Berhenti bertindak bodoh
Jemputlah harapan baikmu
Sebab ia masih dan akan selalu ada
Terkhusus untukmu, yang mengimpikan kebaikan atas semuanya
Â
Â
Tangerang Selatan, 31 Maret 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H