Lagi Rame!

Slow Living di Temanggung: Sebuah Pengakuan

Awal Mula Jay Idzes Dipanggil Bang Jay

Pilkada Dipilih DPRD, antara Penghematan Anggaran dan Kemunduran Demokrasi

Rusunawa dan Transportasi Publik, Solusi Pekerja Muda?

Menjadi Koas yang Adaptif dan Kooperatif

Kenapa Kita Sering Membuang Ujung Ketimun?

Nurul Azizah Makbul Mohon Tunggu... -

Gadis kecil yang merupakan perindu sejati.

Puisi

Lalu Apa Sekarang?

31 Maret 2016 14:24 Diperbarui: 2 April 2016 06:51 85

+

Laporkan Konten

Laporkan Akun

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau salah, kawan

Mungkin mereka memang kecewa

Namun tidak dengan benci

Kekecewaannya menyimpan harapan baru

Harapan indah untukmu

Agar kau kembali dengan harapan baikmu dahulu

Meskipun mungkin telah hancur berkeping-keping

Namun selalu ada baik setelah buruk

Lalu apa sekarang?

HALAMAN :

1
2
3
4

LIHAT SEMUA

Mohon tunggu...

Lihat Puisi Selengkapnya

Beri Komentar

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Konten

Laporkan Akun

Akun Terverifikasi

Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.

Pelajari selanjutnya.