Mohon tunggu...
aziz ahlaf
aziz ahlaf Mohon Tunggu... Editor - kita hanya berbeda acara dalam menggapai ridho tuhan

setiap kita punya cara unik dalam mengumpulkan pundi-pundi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Banjir, Ingatkah Dulu Aku Pernah Duel Denganmu demi Selamatkan Ijazahku?

2 Januari 2020   10:08 Diperbarui: 5 Januari 2020   05:58 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah ini kado istimewa atau kado duka di awal tahun 2020 pada Rabu (2/1/20), tahun-tahun sebelumnya setiap awal tahun biasa dihiasi dengan rasa suka cita namun kali ini berbeda, awal tahun melanda Jakarta ibukota indonesia. 

Perayaan malam pergantian tahun yang telah dirayakan oleh beberapa warga semalaman seolah hilang tak berbekas di hampiri banjir melanda hampir seluruh ruas ibukota dan sekitarnya.

Informasi dari medsos, dapat telepon dari teman-teman di jakarta, dari media, yang isinya sama yakni jakarta kedatangan tamu tak diundang. Flasback beberapa tahun silam.

Februari 2007 di mana kala itu saya masih menjadi bagian dari penduduk jakarta, tinggal di daerah Prumpung Cipinang Muara Kampung Melayu Jakarta Timur, persis hanya beberapa meter dari bantalan aliran Sungai Ciliwung.

Dramatis dan ngeri, bagaimana tidak dramatis karena kontrakan yang menjadi hunian utama terkena imbas dari "tamu tak diudang" (banjir), hampir seisi kontrakan ikut hijrah bersama banjir.

Sisi dramatisnya adalah untuk dapat menjangkau dari akses jalan raya menuju kontrakan harus berenang beberapa meter melewati lorong gang sempit, atap rumah sebagai sandaraan tatkala lelah.

Menerobos arus banjir dan itu dilalui dengan suka cita penuh riang gembira.

Maklum, lah, namanya juga anak deso begitu melihat banjir malah dijadikan sebagai sarana hiburan untuk menghibur diri daripada harus meratapi harta benda yang memang sudah move on dari pemiliknya dan ikutan hijrah berpetualang bersama si banjir.

ilustrasi sungai usai banjir/dokpri
ilustrasi sungai usai banjir/dokpri
Disebut ngeri lantaran memang taruhannya adalah keselamatan jiwa, harus menerobos berenang tanpa alat bantu apapun menelusurui banjir, hanya demi menyelematkan dokumen berharga yaitu ijazah. Meski belum dipastikan apakah ijazah itu masih ada atau sudah ikutan hijrah.

Yang jelas berbekal keyakinan bahwa ijazah tak kan ikutan hijrah bersama banjir karena tersimpan di dalam loker ruangan dalam keadaan terkunci.

Alhasil, ternyata loker memang masih dalam keadaan terkunci diyakini ijazah masih ada di dalam loker meski dipastikan basah namun ada harapan utuh karena sudah dilaminating. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun