Mohon tunggu...
Nur Azizah
Nur Azizah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Jejak Sejarah dan Literasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ekspedisi Magellan: Pelayaran ke Dunia Timur yang Berakhir Tragis

15 Desember 2021   10:27 Diperbarui: 16 Desember 2021   07:13 3370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Ferdinand Magellan (Sumber: Indozone.id)

Penjelajahan Samudra dipelopori oleh bangsa Eropa salah satunya adalah Portugis dan Spanyol. Penjelajahan tersebut bertujuan untuk mencari negeri penghasil rempah di dunia timur dengan mengusung semboyan 3G (Gold, Glory dan Gospel). Ketika para penjelajah mulai menemukan dunia baru, seperti Collumbus yang berhasil menemukan Benua Amerika. Paus Alexander VI membuat Perjanjian Tordesillas pada tanggal 7 Juni 1949 yang berisi tentang pembagian dua daerah kekuasaan dunia yang dibatasi oleh garis demarkasi yang membentang dari kutub utara sampai ke kutub selatan. Daerah timur menjadi jalur pelayaran Portugis, sedangkan daerah barat menjadi jalur pelayaran Spanyol. Alasan dibuatnya perjanjian tersebut ialah untuk menghindari persaingan antara Portugis dan Spanyol. Sehingga dengan adanya perjanjian ini, baik Portugis maupun Spanyol dapat melakukan pelayaran dengan rute yang berbeda. Dengan adanya perjanjian ini pula, banyak tokoh penjelajah samudra yang terinspirasi melakukan ekspedisi, misalnya Ferdinand Magellan.

Ferdinand Magellan (Versi Spanyol: Fernando de Magellanes) merupakan seorang penjelajah asal Spanyol yang dianggap sebagai tokoh hebat dalam dunia pelayaran karena telah menjelajahi sepertiga bumi. Pelayaran yang berlangsung kurang lebih tiga tahun yakni 1519-1522  cukup membuktikan kebenaran bahwa bumi itu bulat. Pernyataan ini didasarkan pada catatan sastrawan Italia bernama Antonio Pigafetta yang ikut dalam ekspedisi Magellan dan merupakan salah satu awak kapal yang selamat dari pertempuran pulau Mactan. Beliau menuliskan setiap peristiwa dalam ekspedisi Magellan dalam bukunya yang berjudul “The First Voyage Around the World, 1519-1522)”.

Magellan  lahir pada tahun 1480 di Kota Sarabosa, Portugis. Sejak kecil, Magellan sudah mempunyai minat yang besar dalam dunia pelayaran, Ia meluangkan waktunya untuk belajar ilmu astronomi dan pelayaran, Hingga di usia 25 tahun Magellan sudah memulai pelayaran pertamanya dibawah pimpinan Fransisco Almeida, anak raja Manuel I. Ia juga kerap dilibatkan dalam beberapa peperangan seperti perang menaklukan Malaka di Semenanjung Malaya tahun 1511. Namun, pada tahun 1514, Ferdinand Magellan berselisih paham dengan Alemida sampai Ia dilaporkan pada Raja Manuel I, sehingga akhirnya sejak saat itu Magellan diberhentikan dari pekerjaannya.

M. Adnan Amal dalam bukunya yang berjudul Kepulauan Rempah-Rempah 1250-1950 (2006) memaparkan bahwa Ferdinand Magellan menerima surat yang dikirim oleh Fransisco Serrao (salah satu dari tiga kapten yang ikut dalam pelayaran ke Maluku di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque), dalam surat itu Ia memaparkan rute perjalanan ke Pulau Rempah-Rempah tersebut. Dalam tulisan lain Scott M. Fitzapatrick dan Richard Callagan yang berjudul Magellan’s Crossing of the Pacific (2008), Fransisco Serrao memberikan dorongan pada Magellan untuk menjelajahi Spice Island/Maluku. Dalam surat tersebut, Maluku digambarkan sebagai dunia baru yang kaya melebihi Vasco da Gama, memiliki kekayaan rempah-rempah yang menjadi komoditas utama dalam perdagangan Eropa. Magellan membalas surat tersebut dengan segera akan menemuinya. Magellan beranggapan bahwa untuk sampai ke Maluku hanya memerlukan waktu tiga atau empat hari saja, terlebih Ia berpikir untuk melakukan pelayaran ke Maluku dapat dicapai melalui jalur barat.

Linimasa Ekspedisi Magellan

Sejatinya, Magellan merupakan seorang berkebangsaan Portugis, namun memilih menanggalkan kewarganegaraannya dan menyebrang ke Spanyol untuk merealisasikan rencana ekspedisinya. Setibanya di Spanyol, Magellan berhadapan dengan Raja Charles V dan berusaha meyakinkannya supaya bisa memberikan izin pelayaran bangsa Spanyol ke Maluku. Ternyata, Raja Charles V memberikan sambutan yang baik kepada Magellan serta memberikan izin untuk melakukan pelayaran ke pulau rempah-rempah. Lebih dari itu, Magellan pun ditunjuk langsung oleh Raja Charles sebagai komandan armada dengan membawahi lima kapal yakni Santiago, Conception, San Antonio, Victoria dan Trinidad.

Pada 10 Agustus 1519, bangsa Spanyol melakukan pelayaran ke arah barat melalui samudera Atlantik (sesuai dengan perjanjian Tordesillas) kemudian menyusuri pantai timur Amerika Selatan.

Scott M. Fitzapatrick dan Richard Callagan dalam Magellan’s Crossing of the Pacific (2008) menerangkan bahwa pada 20 September 1519 Magellan disertai oleh Kapten Juan Sebastian Delcano beserta armadanya melakukan perjalanan dari Sanlucar de Barraneda menuju Maluku. Sayangnya setelah lima minggu pelayaran, hanya tiga kapal yang tersisa yang dapat melewati samudra pasifik, yakni Conception, Victoria dan Trinidad.

Armada-armada yang dipimpin oleh Ferdinand Magellan ternyata harus menghadapi badai yang sangat parah, arus laut yang deras sekitar ujung selatan Amerika yang sering dikenal dengan selat Magellan pada  2 sampai 18 Desember 1519. Sebenarnya, Magellan memang pernah mengarungi selat ini, sehingga pada pertengahan Desember itu, Magellan mengubah arah pelayaran menuju barat laut dengan harapan dapat melihat Asia.  Keputusan ini sangat merugikan rombongan Magellan, karena mereka berlayar selama berminggu-minggu tanpa melihat daratan, diserang penyakit kudis, dilanda kelaparan, kurang gizi, dehidrasi sehingga mereka terlalu lemah untuk melaksanakan tugasnya.

Sampai akhirnya pada 24 Januari 1521, mereka menemukan sebuah pulau kecil yang diberi nama San Pablo. Pulau yang berhutan, tidak berpenghuni dan tidak dapat diakses tanpa jangkar. Magellan melanjutkan perjalanannya kembali pada tanggal 28 Januari 1521 dan membawa armadanya ke pulau lain, dimana mereka dapat menangkap banyak ikan hiu di pulau ini. Sehingga mereka menyebutnya dengan “La Isla de los Tiburones”.  Dengan demikian, Kapal ferdinand Magellan yang berhasil melintasi selat tersebut menandai berhasilnya penjelajahan dunia pertama oleh orang Eropa melewati sisi lain Amerika rute barat. Karena memang tujuan utama dari pelayaran ini yakni untuk menemukan rute barat menuju Maluku atau Magellan menyebutnya sebagai Kepulauan Rempah-rempah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun