Upaya menanggulangi kenakalan remaja dan narkoba memerlukan:
- Pendekatan holistik yang melibatkan keluarga, sekolah, pemerintah, dan masyarakat
- Program pencegahan berbasis edukasi
- Rehabilitasi yang manusiawi
- Pemberdayaan potensi positif remaja
Dari perspektif psikologis, masa remaja merupakan periode kritis pengembangan identitas dan pencarian jati diri. Ketidakseimbangan emosional, krisis kepercayaan diri, dan kebutuhan akan pengakuan sosial kerap mendorong remaja pada perilaku berisiko. Lingkungan pergaulan yang tidak terkondisikan dengan baik, ditambah dengan akses informasi digital yang massif dan tidak terfilter, semakin memperburuk potensi penyimpangan perilaku. Media sosial dan platform digital telah menciptakan ruang virtual yang kompleks, di mana pengaruh negatif dapat dengan mudah meresap ke dalam psikologi remaja yang masih labil.
Keluarga memiliki peran fundamental dalam mencegah terjadinya kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba. Orangtua tidak lagi sekadar berperan sebagai pengawas, melainkan harus menjadi mentor, pembimbing spiritual, dan sahabat yang memberikan ruang komunikasi terbuka. Pendidikan karakter, penanaman nilai-nilai moral, dan pemberian teladan yang konsisten merupakan strategi pencegahan paling efektif. Sayangnya, disrupsi struktur keluarga modern—dengan meningkatnya keluarga broken home, orangtua tunggal, dan keluarga dengan intensitas interaksi rendah—telah memperlemah fungsi protektif keluarga.
Strategi penanggulangan harus bersifat komprehensif dan multidimensional. Diperlukan kolaborasi sistematis antara pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dan keluarga. Intervensi tidak cukup sekadar bersifat represif, melainkan harus preventif dan rehabilitatif. Program pencegahan berbasis edukasi, konseling psikologis, pembinaan karakter, dan pemberdayaan ekonomi menjadi kunci utama. Teknologi dan pendekatan modern seperti aplikasi konseling digital, platform edukasi interaktif, dan sistem monitoring berbasis teknologi dapat menjadi instrumen pendukung yang efektif.
Tantangan terbesar adalah mengubah paradigma pendekatan. Remaja yang terlibat kenakalan atau penyalahgunaan narkoba tidak boleh dipandang sebagai "masalah" yang harus dihukum, melainkan sebagai potensi yang membutuhkan pembinaan dan pengembangan. Setiap individu memiliki kapasitas untuk berubah, dan masyarakat bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan positif.
Kesuksesan upaya pencegahan dan penanggulangan sangat tergantung pada komitmen bersama. Hal ini membutuhkan kesadaran kolektif, kepedulian berkelanjutan, dan investasi jangka panjang pada pembangunan karakter generasi muda. Bukan sekadar mengendalikan perilaku, tetapi membangkitkan potensi, inspirasi, dan semangat transformatif yang mampu menghadirkan generasi emas berkualitas.
Kesadaran inilah yang menjadi fondasi utama dalam membangun masa depan bangsa yang bermartabat, di mana setiap remaja memiliki kesempatan untuk tumbuh, berkembang, dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Perjalanan menuju pencapaian ini memang tidak mudah, tetapi dengan pendekatan holistik, penuh empati, dan komitmen bersama, kita dapat menciptakan perubahan yang bermakna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H