Jika melihat judul diatas, apa yang teman-teman pikirkan? Reak Dogdog, PMM 4 atau Tahura Bandung? Hmm menarik bukan.... ayo kita bahas satu persatu!!! Sebelum kita membahas lebih jauh ada baiknya aku kenalin diri aku dulu hehee. Haiii semua perkenalkan aku Azizah Dwi Putri mahasiswa prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dari Universitas Bengkulu.Â
Dari Universitas Bengkulu kok judulnya di Bandung sih? Nah, teman-teman jadi sekarang aku sedang mengikuti salah satu program dari Kampus Merdeka yaitu Pertukaran Mahasiswa Merdeka 4 atau lebih sering dikenal dengan PMM 4 di salah satu Universitas terbaik di Indonesia yaitu Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).Â
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) merupakan sebuah program mobilitas mahasiswa selama satu semester untuk mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi di Indonesia sekaligus memperkuat persatuan dalam keberagaman.
Pada program PMM ada satu mata kuliah yang sangat dinantikan seluruh mahasiswa, yaitu Modul Nusantara. Modul Nusantara adalah rangkaian kegiatan yang berfokus untuk menciptakan pemahaman komprehensif tentang kebinekaan, inspirasi, refleksi, dan kontribusi sosial yang didesain melalui pembimbingan berurutan dan berulang.Â
Dalam pelaksanaan Modul Nusantara sendiri, mahasiswa di PT penerima akan dibagikan kelompok dimana setiap kelompok akan terdiri dari mahasiswa yang berbeda Universitas. Disini aku bertemu dengan teman dari berbagai universitas dan suku dalam kelompok Reak Dogdog. Reak Dogdog sendiri merupakan salah satu seni pertunjukan yang memadukan antara musik Sunda dengan tari-tarian.
Kegiatan pertama Modul Nusantara kelompok Reak Dogdog adalah berkunjung Taman Hutan Raya Djuanda Bandung. Â Tahura adalah salah satu destinasi wisata yang menyuguhkan keindahan alam yang masih asri dan terjaga. Lokasinya berada di sebelah utara Kota Bandung. Tempat pertama yang kami jelajahi di Tahura Djuanda Bandung adalah Goa Jepang.Â
Hal yang dirasakan pada saat memasuki lorong Goa Jepang yaitu tidak adanya penerangan sama sekali sehingga kami harus menggunakan senter untuk menerangi perjalanan kami di Goa Jepang tersebut. Disana kami dapat melihat dengan jelas bagaimana bentuk peninggalan pada masa pendudukan Jepang.Â
Tidak cukup disana, perjalanan kami lanjutkan ke Goa Belanda. Pada saat perjalanan ke Goa Belanda teman-teman akan menemui banyak monyet yang hidup dengan bebas di Tahura Djuanda Bandung. Eitss, tapi kalau teman-teman melewati jalan tersebut dan membawa kantong kresek teman-teman harus waspada terhadap kawanan monyet tersebut karena monyet-monyet tersebut bisa saja mengambil secara paksa barang yang dibawa.