Kondisi ini terjadi apabila pembelajaran menggunakan metode synchronous learning. Permasalahan lain juga muncul saat siswa yang mengikuti secara online tidak paham penjelasan materi dari guru karena kendala koneksi internet atau suara guru yang tidak terdengar sebab guru fokus mengajar siswa yang hadir di kelas.
Dalam hybrid learning guru juga dituntut dalam hal kesiapan materi pembelajaran dan metode pengajaran yang digunakan.Â
Guru harus mempersiapkan pengajaran secara tatap muka dan sekaligus daring (online). Mengajar dalam waktu yang sedikit dan terbatas tidaklah mudah.Â
Guru harus memilah dan meringkas materi yang penting saja. Metode dan media yang digunakan dalam mengajar juga harus dipersiapkan dengan matang serta tentunya bervariasi agar menghindari kejenuhan siswa.
Di balik problematika penerapan hybrid learning, terdapat beberapa sisi positif yang dapat diambil.Â
Dengan adanya hybrid learning, interaksi sosial antara guru dan siswa serta antar sesama siswa dapat terjadi.Â
Hal positif lain yakni pemahaman materi yang lebih baik oleh siswa, sebab selain belajar secara daring siswa juga berkesempatan untuk merasakan pembelajaran tatap muka secara terbatas di kelas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H