Mohon tunggu...
Aziz AbdurRazak
Aziz AbdurRazak Mohon Tunggu... Lainnya - Doa, Usaha, Ikhtiar, Tawakkal.

Berbuat kebaikanlah seolah-olah esok hari kamu telah tiada. Menuntut ilmulah seolah-olah kamu akan hidup selamanya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam dalam Ruang Lingkup Sekolah

7 Juli 2020   20:11 Diperbarui: 2 Juni 2021   13:17 3805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memahami Pentingnya Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam (androbuntu.com)

"Menghadapi era globalisasi, pemerintah gencar melakukan pengadaan buku dan bahan ajar pendidikan agama Islam yang relevan digunakan di sekolah"

Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini, memaksa Indonesia harus mempercepat perkembangan sema aspek, khususnya di bidang pendidikan agar nantinya bisa bersaing dengan Negara-negara yang lainnya.

Untuk menindaklanjuti hal tersebut, pemerintah gencar melakukan pengadaan buku dan bahan ajar yang relevan digunakan di sekolah. 

Tanpa adanya buku dan bahan ajar maka suatu pembelajaraan akan menjadi tidak seimbang. Maka dari itu harus menggunakan media pembelajaran yang semenarik mungkin, terutama buku pembelajaran yang digunakan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang cenderung dapat menurun, salah satu faktor yang paling berperan dalam masalah ini adalah buku sumber yang digunakan dan bahan ajar yang kurang menarik siswa sehingga membuat hasil belajar siswa menjadi menurun.

Di era digital perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat sekarang ini terutama dengan adanya internet, televisi sangat berpengaruh terhadap daya pikat dan juga minat baca anak didik. 

Baca juga : Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Melalu Google Form Seberapa Mudah Digunakan?

Tak kalah juga dengan kreativitas guru dan karakteristik peserta didik yang berbeda dapat mempengaruhi dalam proses pembelajaran, maka guru dan peserta didik dituntut untuk kreatif dalam menyajikan buku sebagai bahan ajar.

Lebih dari itu semua, perumusan bahan ajar pendidikan agama islam dimaksudnkan agar pemahaman nilai-nilai keislaman yang diajarkan mampu diamalkan dalam kehidupan nyata di masyarakat dalam memuwujudkan kehidupan bersama dengan damai bahagia dan sejahtera. 

Dalam ajaran islam, seseorsang tidak dikatakan berimakan jika ia tidak mampu mengamalkan (mengaplikasikan) nilai-nilai imannya dalam tindaka amaliyah yang nyata.

Dalam paparan diatas, maka dapat terdapat permasalahan yang dapat teridentifikasikan:

  • Kualitas dan bahan ajar yang menarik sehingga dapat membuat siswa tidak bosen terhadap bahan ajaran dan mataeri tersebut.
  • Penilaian buku ajar pendidikan agama islam yang masih kurang sesuai dengan harapan.
  • Perlu adanya kajian secara mendalam tentang kesesuaian buku dangan bahan ajar yang sesuai dengan pengajaran yang ingin disampaikan.

Baca juga : Kepemimpinan Dalam Pendidikan Agama Islam

Pengertian dari buku ajar, buku ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang di desain secara sistemats dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Fungsi adanya buku pelajaran

  • Sebagai bahan refrensi
  • Sebagai bahan ajaran
  • Sebagai bahan evaluasi
  • Sebagai alat bantu pendidik untuk menuntut ilmu
  • Sebagai teknik pengajaran yang akan digunakan pendidik
  • Sebagai sarana untuk peningkatan karir dan untuk menambah ilmu yang belum diketahui menjadi tahu

Tujuan Buku Teks Pelajaran

  • Memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran yang akan disampaikan ke siswa
  • Membuat peserta didik untuk mempelajari pelajaran yang baru.
  • Menyediakan materi pembelajaran yang menarik untuk peserta didik.

Namun bukan hanya itu saja, tetapi terdapat pula manfaat dan kegunaan buku dan bahan ajar yang akan disampaikan ke peserta didik, dianataranya adalah sebagai berikut:

  • Menjadi pegangan guru dalam menentukan metode bahan pengajaran
  • Memberi kesempatan bagi peserta didik untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari materi yang baru.
  • Memberikan pengetahuan baru untuk peserta didik maupun pendidik.
  • Menjadi sumber penghasilan jika diterbitkan.
  • Membantu peserta didik dalam melaksanakan kurikulum karena disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku.

Pengembangan bahan ajar berarti mengajarkan suatu mata pelajaran melalui tulisan. Oleh karena itu, memiliki prinsip-prinsip yang dapat digunakan dalam mengembangkan suatu bahan ajar yang akan digunakan dalam pebelajaran biasa. 

Bedanya adalah, bahasa yang digunakan bersifat setengah formal dan setengah lisan bukan bahasa buku teks pelajaran yang bersifat sangat formal.

Baca juga : Menelaah Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap Akhlak Peserta Didik

Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar/Materi Pembelajaran

Adapun beberapa Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan materi pembelajaran, meliputi: Prinsip relevansi, Konsistensi, dan Adekuasi (Kecukupan)

  • Prinsip relevansi artinya keterkaitan.
  • Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi, kompetensi dasar dan standar isi.
  • Prinsip Konsistensi artinya keteraturan yang tetap dan tidak berubah. Jika kompetensi dasar materi pembelajaran satu macam maka yang harus dikuasai oleh siswa harus meliputi satu macam tersebut.
  • Prinsip adekuasi (kecukupan) berarti bahwa materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai untuk membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang akan diajarkan oleh pendidik.

Teknik Pengembangan bahan ajar.

Ada tiga teknik yang dapat dipilih dalam menyusun modul. Ketiga teknik tersebut menurut Sungkono, dkk. (2003: 10), yaitu menuulis sendiri, pengemasan kembali informasi, dan penataan informasi:

  • Menulis Sendiri (Starting from Scratch) Penulis/guru dapat menulis sendiri modul yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
  • Pengemasan Kembali Informasi (Information Repackaging)
  • Guru tidak menulis bahan ajar sendiri, tetapi memanfaatkan buku-buku teks pelajaran dan informasi yang telah ada di pasaran untuk dikemas kembali menjadi bahan ajar yang memenuhi karakteristik modul yang baik. Modul atau informasi yang sudah ada dikumpulkan berdasarkan kebutuhan (sesuai dengan kompetensi, silabus dan RPP/SAP), kemudian disusun kembali dengan gaya bahasa yang sesuai.
  • Penataan Informasi (Compilation)
  • Cara ini mirip seperti cara kedua, tetapi didalam informasi tidak ada perubahan yang dilakukan bahan ajar (modul) yang akan diambil dari buku teks pelajaran, jurnal ilmiah, artikel, dan lain-lain. Namun dengan kata lain, materi-materi tersebut di kumpulkan, digabungkan, digandakan dan digunakan secara langsung. Materi-materi tersebut dipilih,dipilah, diringkas,dan disusun berdasarkan kompetensi yang akan di capai dan silabus yang hendak digunakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun